Meulaboh (ANTARA Aceh) - Puluhan mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, menolak revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU-KPK) yang telah diajukan beberapa perkumpulan anggota DPR-RI.
Ketika melakukan aksi damai di bundaran simpang Pelor Meulaboh, Rabu, mahasiswa meneriakan "Save KPK" dan mengecam upaya pelemahan lembaga yang diyakini mampu membongkar kejahatan korupsi elit papan atas yang belum terungkap di Indonesia.
"Kasus korupsi yang sampai hari ini belum diketahui sudah lunas atau tidak, sehingga uang rakyat Indonesia harus membayar kepada lembaga keuangan dunia sebesar Rp60 triliun setiap tahun. KPK jangan dilemahkan kami mahasiswa mendukung pegungkapan para koruptor dan mengecam upaya pelemahan KPK," kata koordinator aksi Ali Usman.
Aksi damai dilakukan mahasiswa dengan mengusung poster beberapa tuntutan menyikapi satu tahun kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)-JK yang dianggap belum mampu membawa perubahan rakyat kearah yang lebih baik.
Mahasiswa berharap, ada inisiatif terbangun dari pemerintah pusat untuk penguatan eksitensi KPK sebagaimana telah dilaksanakan, mahasiswa meminta pengusutan korupsi sampai ke provinsi paling ujung barat Indonesia itu harus diungkap.
"Aceh termasuk salah satu wilayah korupsi terbesar di Indonesia dan sampai hari ini media massa belum memuat tersangka-tersangka korupsi, jadi kami minta KPK secara langsung melihat Aceh secara dekat," tegasnya.
Selain mendukung eksistensi KPK dalam pengusutan kasus korupsi lokal dan nasional, kalangan mahasiswa juga menolak adanya regulasi yang muncul terhadap penyempitan ruang demokrasi dirasakan dalam kampus UTU Meulaboh.
Aksi damai mahasiswa satu tahun kepemimpinan Jokowi-JK tersebut dikawal aparat kepolisian dan berjalan lancar tanpa ada aksi anarkis, sekitar 1,5 jam aksi dilakukan mahasiswa membubarkan diri kembali ke kampus untuk belajar.
"Kita menurunkan 68 personil, karena aksi hari ini sifanya aksi damai dan tidak ada potensi terjadinya kericuhan maupun anarkis, cuma teriak-teriak saja kemudian mahasiswa bubar," kata Kabag Ops Polres Aceh Barat Kompol Hamidi yang ditemui dilokasi.