Subulussalam (ANTARA Aceh) - Sembilan desa di Kecamatan Longkib, Kota Subulussalam, Aceh, terancam terisolir, karena jembatan penghubung dari dan ke wilayah itu ambruk akibat kondisi fisik jembatan yang terbuat dari kayu sudah lapuk.
Camat Longkib, Al Haris yang dihubungi di Subulussalam, Ibukota Kota Subulussalam, Jumat mengatakan, kondisi jembatan ambruk terjadi di SP2 Desa Sikerabang, akibatnya sebanyak sembilan desa sejak tadi pagi tidak bisa keluar dari Kecamatan Longkib menuju Runding dan Simpang Kiri sebagai pusat perkotaan.
Kesembilan desa yang tekena dampak dari ambruknya jembatan tersebut yakni Desa Sepang, Longkib, Panji, Daru Aman, Lae Saga, Bangun Sari, Darussalam, Bukit Alim dan Sikerabang.
"Ada sembilan desa yang terkena dampak ambruknya jembatan penghubung ini," kata Al Haris.
Akibat ambruknya jembatan satu-satunya yang merupakan penghubung Kecamatan Longkib dengan kecamatan lainya ini, arus lalu lintas lumpuh total dan banyak warga yang tidak bisa melintas.
"Karena ini akses satu-satunya menuju ke luar," kata Al Haris.
Saat ini, kata Al Haris, Dinas PU Kota Subulussalam sudah menurunkan alat berat untuk membantu proses pembuatan jembatan darurat agar bisa dilalui oleh masyarakat.
"Petugas dari PU sudah turun untuk membuat jembatan darurat," timbulnya.
Dia mengatakan, sebulan lalu jembatan itu juga mengalami hal yang sama, namun kembali dibangun jembatan darurat dan sekarang kembali ambruk.
Menurut dia, agar kejadian serupa tidak terulang lagi, jembatan itu sebaiknya dibangun secara permanen atau bailey yang kualitasnya terjamin.
Al Haris mengatakan, di wilayahnya ada empat jembatan lainya yang berdiameter 5-10 meter dengan konstruksi kayu, sehingga membutuhkan pembangunan secara permanen, apalagi di Longkib juga kerap dilanda banjir, sehingga dikhawatirkan jembatan kayu tersebut tidak bertahan lama.
Namun yang paling mengkhawatirkan, kata Al Haris, terdapat satu unit lagi jembatan kayu yang kondisi sangat memprihatikan juga berada di Desa Sikerabang.
"Tidak jauh dari sini ada juga satu lagi jembatan yang sudah sangat parah," katanya.
Hingga berita ini diturunkan sekitar pukul 12.00 WIB kondisi jembatan darurat sudah mulai rampung dan sejumlah kendaraan sudah mulai bisa melintas dengan pelan-pelan.
Camat Longkib, Al Haris yang dihubungi di Subulussalam, Ibukota Kota Subulussalam, Jumat mengatakan, kondisi jembatan ambruk terjadi di SP2 Desa Sikerabang, akibatnya sebanyak sembilan desa sejak tadi pagi tidak bisa keluar dari Kecamatan Longkib menuju Runding dan Simpang Kiri sebagai pusat perkotaan.
Kesembilan desa yang tekena dampak dari ambruknya jembatan tersebut yakni Desa Sepang, Longkib, Panji, Daru Aman, Lae Saga, Bangun Sari, Darussalam, Bukit Alim dan Sikerabang.
"Ada sembilan desa yang terkena dampak ambruknya jembatan penghubung ini," kata Al Haris.
Akibat ambruknya jembatan satu-satunya yang merupakan penghubung Kecamatan Longkib dengan kecamatan lainya ini, arus lalu lintas lumpuh total dan banyak warga yang tidak bisa melintas.
"Karena ini akses satu-satunya menuju ke luar," kata Al Haris.
Saat ini, kata Al Haris, Dinas PU Kota Subulussalam sudah menurunkan alat berat untuk membantu proses pembuatan jembatan darurat agar bisa dilalui oleh masyarakat.
"Petugas dari PU sudah turun untuk membuat jembatan darurat," timbulnya.
Dia mengatakan, sebulan lalu jembatan itu juga mengalami hal yang sama, namun kembali dibangun jembatan darurat dan sekarang kembali ambruk.
Menurut dia, agar kejadian serupa tidak terulang lagi, jembatan itu sebaiknya dibangun secara permanen atau bailey yang kualitasnya terjamin.
Al Haris mengatakan, di wilayahnya ada empat jembatan lainya yang berdiameter 5-10 meter dengan konstruksi kayu, sehingga membutuhkan pembangunan secara permanen, apalagi di Longkib juga kerap dilanda banjir, sehingga dikhawatirkan jembatan kayu tersebut tidak bertahan lama.
Namun yang paling mengkhawatirkan, kata Al Haris, terdapat satu unit lagi jembatan kayu yang kondisi sangat memprihatikan juga berada di Desa Sikerabang.
"Tidak jauh dari sini ada juga satu lagi jembatan yang sudah sangat parah," katanya.
Hingga berita ini diturunkan sekitar pukul 12.00 WIB kondisi jembatan darurat sudah mulai rampung dan sejumlah kendaraan sudah mulai bisa melintas dengan pelan-pelan.