Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Permintaan kayu manis kering dalam sepekan terakhir meningkat tajam di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, karena tingginya permintaan di Sumatera Utara.
Salah seorang pengusaha kayu manis di Aceh Utara, Abdullah di Lhokseumawe, Jumat mengatakan, dalam sepekan ini pihaknya menyuplai kayu manis ke Medan, Sumatera Utara mencapai 3 ton.
"Alhamdulillah selama ini permintaan kayu manis cukup tinggi, setiap seminggu sekali dikirim ke Medan mencapai 3 ton dan bahkan lebih, tergantung bagaimana permintaan di sana," ujar Abdullah.
Abdullah menambahkan, kayu manis diperoleh dari Kabupaten Bener Meriah, karena di daerah tersebut banyak yang membudidayakan komoditi rempah-rempah tersebut, kemudian baru dibawa ke Lhoksukon, Aceh Utara, untuk ditampung dan kemudian dikirim ke Sumatera Utara.
Sebelum dilakukan pengiriman, kayu manis tersebut disortir terlebih dahulu, karena rempah-rempah yang dikirim tersebut harus benar-benar berkualitas, sehingga pemesan tidak kecewa.
"Bahan baku rempah-rempah ini kami dapatkan dari Kabupaten Bener Meriah, kemudian baru dibawa k etempat penampungan ini. Sebelum dikirim, kayu manis tersebut kita sortir terlebih dahulu agar pelanggan tidak kecewa dan sesuai dengan harapan," tutur Abdullah.
Tambahnya, kayu manis biasanya digunakan sebagai bahan obat-obatan, khususnya sangat bagus untuk mengobati penyakit darah tinggi. Bahkan ada juga yang meminta untuk kebutuhan pabrik.
Abdullah berharap, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara harus mampu mencari pasar untuk menjual hasil alam, karena kabupaten setempat hasil alamnya sangat melimpah. Selain itu, lahan yang tidur juga harus dioptimalkan.
"Pemerintah Kabupaten Aceh Utara harus bisa mencari pasar untuk menjual hasil alam, saat ini hal tersebut belum optimal dilakukan. Saya sangat yakin, apabila pemerintah daerah ikut berperan dalam penyedian pemasaran hasil bumi, maka tidak ada lagi lahan tidur di daerah ini," kata Abdullah.
Salah seorang pengusaha kayu manis di Aceh Utara, Abdullah di Lhokseumawe, Jumat mengatakan, dalam sepekan ini pihaknya menyuplai kayu manis ke Medan, Sumatera Utara mencapai 3 ton.
"Alhamdulillah selama ini permintaan kayu manis cukup tinggi, setiap seminggu sekali dikirim ke Medan mencapai 3 ton dan bahkan lebih, tergantung bagaimana permintaan di sana," ujar Abdullah.
Abdullah menambahkan, kayu manis diperoleh dari Kabupaten Bener Meriah, karena di daerah tersebut banyak yang membudidayakan komoditi rempah-rempah tersebut, kemudian baru dibawa ke Lhoksukon, Aceh Utara, untuk ditampung dan kemudian dikirim ke Sumatera Utara.
Sebelum dilakukan pengiriman, kayu manis tersebut disortir terlebih dahulu, karena rempah-rempah yang dikirim tersebut harus benar-benar berkualitas, sehingga pemesan tidak kecewa.
"Bahan baku rempah-rempah ini kami dapatkan dari Kabupaten Bener Meriah, kemudian baru dibawa k etempat penampungan ini. Sebelum dikirim, kayu manis tersebut kita sortir terlebih dahulu agar pelanggan tidak kecewa dan sesuai dengan harapan," tutur Abdullah.
Tambahnya, kayu manis biasanya digunakan sebagai bahan obat-obatan, khususnya sangat bagus untuk mengobati penyakit darah tinggi. Bahkan ada juga yang meminta untuk kebutuhan pabrik.
Abdullah berharap, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara harus mampu mencari pasar untuk menjual hasil alam, karena kabupaten setempat hasil alamnya sangat melimpah. Selain itu, lahan yang tidur juga harus dioptimalkan.
"Pemerintah Kabupaten Aceh Utara harus bisa mencari pasar untuk menjual hasil alam, saat ini hal tersebut belum optimal dilakukan. Saya sangat yakin, apabila pemerintah daerah ikut berperan dalam penyedian pemasaran hasil bumi, maka tidak ada lagi lahan tidur di daerah ini," kata Abdullah.