Kuala Simpang (ANTARA) - Banjir setinggi 30-50 centimeter kembali melanda kawasan pesisir Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang sejak beberapa hari terakhir akibat luapan sungai dari tanggul yang jebol belum diperbaiki.
"Air masuk permukiman sejak akhir pakan lalu, tapi sudah sempat surut. Tadi malam masuk lagi setinggi 20-50 centimeter di jalan," kata Camat Bendahara Fakhrurrazi Syamsuyar di Aceh Tamiang, Selasa.
Camat Bendahara ini bahkan sampai merasa malu memberi informasi ke media massa karena persoalan yang dihadapi selalu banjir.
Fakhrurrazi menyatakan sebelum tanggul diperbaiki secara permanen, maka wilayah Bendahara akan terus jadi langganan banjir luapan sungai.
"Kami berharap cepat dilaksanakan realisasi anggaran untuk perbaikan tanggul. Secara teknis mungkin dinas terkait yang punya ketentuan pelaksanaan, tapi secara di lapangan masyarakat berharap segera direalisasikan," pintanya.
Setidaknya ada tiga kampung yang selalu dilanda banjir luapan sungai yakni Teluk Halban, Rantau Pakam dan Marlempang. Posisi ketiga kampung ini langsung bersebelahan dengan aliran sungai Aceh Tamiang dengan pertahanan tanggul yang sudah kritis.
Saat ini, ungkap Fakhrurrazi Syamsuyar kondisi tanggul jebol makin parah terkikis arus sungai.
"Tebing tanggul terus tergerus. Kami minta instansi terkait jangan terlalu banyak kajian sehingga banjir terus masuk ke permukiman," tegasnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Aceh Tamiang Diwan Syahputra mengatakan sepertinya bencana banjir di Bendahara tak akan ada solusi sebelum badan tanggul yang pecah diperbaiki.
"Enggak ada 'obat' lagi, tanggulnya sudah pada jebol semua. Karena penyebab banjir masih tanggul yang lama," ucap Diwan.
Banjir setengah meter landa pesisir Aceh Tamiang
Selasa, 19 April 2022 15:39 WIB