Banda Aceh (ANTARA) -
Anjungan penjualan souvenir yang menyediakan
beragam produk UMKM atau oleh-oleh khas Aceh di dalam Museum Tsunami di Banda Aceh, Rabu, diserbu wisatawan.
Pusat perbelanjaan souvenir tersebut menjual berbagai macam pernak-pernik khas Aceh, kaus, tas, kain sarung, peci, produk UMKM seperti kopi, kerupuk, dan kue.
Tampak wisatawan melihat-lihat berbagai pernak-pernik yang dijual, lalu sesekali mencoba menyesuaikan ukuran baju dan badan, dan jika ada barang yang tertarik untuk dibeli, kemudian mencoba bernegosiasi harga dengan penjual.
Pada 26 Desember 2004, Aceh dilanda gempa dahsyat 9,1 SR yang disertai tsunami mengakibatkan kehancuran infrastruktur publik dan pemukiman penduduk serta hampir 200 jiwa dinyatakan meninggal dunia dan hilang.
Petugas pusat Souvenir, Safrida, mengatakan jumlah wisatawan meningkat 80 persen pada lebaran kali ini dibandingkan hari biasa yang hanya mencapai 50 persen saja.
"Hari ini agak lumayan ramai, tetapi paling ramai itu pada saat ada kegiatan PENAS, itu jumlahnya bisa sampai lebih dari 100 persen," katanya.
Adapun barang yang paling banyak diburu wisatawan juga bervariasi, rata-rata banyak yang memburu kaus, dompet, bros, gantungan kunci, dan peci. Sementara, wisatawan yang memburu kopi kurang.
"Wisatawan rata-rata bisa belanja sampai ratusan ribu. Kalau hari ini, paling banyak Rp500 ribu," katanya.
Jumlah wisatawan yang meningkat ini juga ikut mempengaruhi peningkatan omset pusat souvenir di Museum Tsunami Aceh. Diperkirakan pusat souvenir mendapatkan omset sampai Rp5 juta per hari ini sejak dibuka pukul 14.00 WIB sampai dengan 15.30 WIB.
Sementara itu, wisatawan terus berdatangan ke Museum Tsunami meskipun bagian dalam gedung tempat pameran sudah ditutup.
Toko souvenir Museum Tsunami diserbu wisatawan
Rabu, 4 Mei 2022 16:17 WIB