Langsa (ANTARA Aceh) - Sebanyak 45 orang imigran Rohingya asal Myanmar yang selama ini ditampung di kamp Kuala Langsa Kota Langsa Provinsi Aceh, dipindahkan ke shalter baru di Desa Timbang Langsa Kecamatan Langsa Baro.
Konsorsium lembaga donor yang terdiri dari peduli Muslim/Rodja TV, PKPU, Bulan Sabit Merah Indonesia BSMI), Dompet Dhuafa dan Majelis Ta'lim Assunni telah merampungkan pembangunan 24 unit shalter sebagai hunian bagi pengungsi Rohingya tersebut.
Walikota Langsa Usman Abdullah mengatakan, diperlukan adanya penanganan berkelanjutan terhadap[ keberadaan imigran Rohingya.
''Semua pihak yang terlibat baik NGO asing maupun lokal agar memperhatikan keberlangsungan penanganan Rohingya ini,'' ujar Usman Abdullah saat meresmikan penggunaan shalter baru di Timbang Langsa, Sabtu siang.
Dia juga mengingkatkan perlu dilakukan penghijauan di lokasi shalter, karena sangat tandus dan gersang. ''Ini butuh penghijauan, kita harus berkoordinasi bagaiman bisa menyejukan tempat ini,'' sebut walikota.
Sementara itu, Ketua Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Kota Langsa, Wahyu Hidayat menjelaskan bahwa pembangunan shalter tersebut dimulai pada 29 Oktober 2015 setalah pihak UNHCR menetapkan imigran Rohingya sebagai pencari suaka.
''Alhamdulillah sudah rampung dan bisa digunakan oleh para pengungsi selama masih berada di Kota Langsa,'' katanya.
Pembangunan itu, lanjut dia, merupakan donasi dari Rodja TV/Peduli Muslim dan PKPU berupa bangunan shalter serta WC. Sementara, dua unit mushalla dibangun oleh Majelis Ta’lim Assunni Kota Langsa. Sedangkan BSMI membangun Poli Klinik Kesehatan. Terakhir adalah sarana pendidikan oleh Dompet Dhuafa.
Berdasarkan data yang ada, sambung Wahyu, jumlah pengungsi Rohinya di Kota Langsa saat ini tinggal 87 orang dengan rincian 45 orang laki-laki dewasa dan 42 orang perempuan dewasa serta anak-anak.
''45 orang laki-laki yang sebelumnya ditampung di kamp Kuala Langsa sudah dipindahlan ke shalter Timbang Langsa. Untuk 42 orang perempuan dan anak-anak akan segera direlokasi juga dari kamp Lhokbani,'' kata Wahyu.
Konsorsium lembaga donor yang terdiri dari peduli Muslim/Rodja TV, PKPU, Bulan Sabit Merah Indonesia BSMI), Dompet Dhuafa dan Majelis Ta'lim Assunni telah merampungkan pembangunan 24 unit shalter sebagai hunian bagi pengungsi Rohingya tersebut.
Walikota Langsa Usman Abdullah mengatakan, diperlukan adanya penanganan berkelanjutan terhadap[ keberadaan imigran Rohingya.
''Semua pihak yang terlibat baik NGO asing maupun lokal agar memperhatikan keberlangsungan penanganan Rohingya ini,'' ujar Usman Abdullah saat meresmikan penggunaan shalter baru di Timbang Langsa, Sabtu siang.
Dia juga mengingkatkan perlu dilakukan penghijauan di lokasi shalter, karena sangat tandus dan gersang. ''Ini butuh penghijauan, kita harus berkoordinasi bagaiman bisa menyejukan tempat ini,'' sebut walikota.
Sementara itu, Ketua Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Kota Langsa, Wahyu Hidayat menjelaskan bahwa pembangunan shalter tersebut dimulai pada 29 Oktober 2015 setalah pihak UNHCR menetapkan imigran Rohingya sebagai pencari suaka.
''Alhamdulillah sudah rampung dan bisa digunakan oleh para pengungsi selama masih berada di Kota Langsa,'' katanya.
Pembangunan itu, lanjut dia, merupakan donasi dari Rodja TV/Peduli Muslim dan PKPU berupa bangunan shalter serta WC. Sementara, dua unit mushalla dibangun oleh Majelis Ta’lim Assunni Kota Langsa. Sedangkan BSMI membangun Poli Klinik Kesehatan. Terakhir adalah sarana pendidikan oleh Dompet Dhuafa.
Berdasarkan data yang ada, sambung Wahyu, jumlah pengungsi Rohinya di Kota Langsa saat ini tinggal 87 orang dengan rincian 45 orang laki-laki dewasa dan 42 orang perempuan dewasa serta anak-anak.
''45 orang laki-laki yang sebelumnya ditampung di kamp Kuala Langsa sudah dipindahlan ke shalter Timbang Langsa. Untuk 42 orang perempuan dan anak-anak akan segera direlokasi juga dari kamp Lhokbani,'' kata Wahyu.