Blangpidie (ANTARA) - Puluhan nelayan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) melakukan gotong royong pengerukan kolam labuh secara manual di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Ujong Serangga, Susoh karena dangkal.
Salah seorang nelayan di PPI Ujong Serangga Susoh di Blangpidie, Venny Kamis mengatakan kolam labuh dimaksud sudah sangat dangkal dan sulit dilalui kapal tangkap sehingga dilakukan gotong royong pengerukan secara manual, dengan menggunakan alat seadanya.
"Kebijakan pengerukan secara manual ini, dilakukan oleh para pemilik kapal tangkap, anak buah kapal dan nelayan lainnya, mengingat kolam labuh sudah sangat dangkal sehingga kapal menjadi kesulitan memasuki area labuh. Disamping itu juga untuk mengamankan armada tangkap dari amukan ombak besar dan angin kencang," katanya
Menurut keterangan para nelayan setempat, kolam labuh yang biasa digunakan untuk berlabuh kapal tangkap di bawah kapasitas Lima (GT) berlabuh di paling ujung tanggul pemecah ombak Pantai Ujung Serangga.
Lokasi itu dinilai sangat strategis dan paling aman untuk menyandarkan kapal nelayan.
Selama ini, kolam labuh tersebut, merupakan kolam labuh andalan bagi para nelayan setempat, untuk mengamankan kapal dan perahu mereka.
Sejak beberapa tahun terakhir, kolam labuh itu kian sulit dimasuki (dilalui) kapal nelayan karena terjadinya pendangkalan akibat penumpukan sendimen di pintu masuk area kolam.
“Sejak pertama hadirnya tanggul pemecah ombak, kemudian membangun kolam labuh ini, belum pernah dilakukan pengerukan sehingga kapal milik nelayan susah masuk untuk berlabuh, karena pendangkalan dangkal.
Ia mengatakan untuk menanggulangi dan menghindari resiko yang lebih besar, para pemilik kapal dan perahu bermesin robin, serta nelayan lainnya, mengambil kebijakan upaya pengerukan secara manual.
Pengerukan dilakukan dengan menggunakan alat seadanya, seperti linggis dan alat bantu lain untuk memindahkan karang supaya kolam labuh andalan nelayan di PPI Ujong Serangga, Susoh itu kembali menjadi dalam.
“Ini terpaksa kita lakukan mengingat, upaya dari pemerintah untuk mengeruk kolam mini ini juga tak kunjung ada,” kata Marhaban, salah seorang pemilik kapal nelayan di kawasan itu.
Misran, nelayan lainnya kepada wartawan mengisahkan beberapa waktu lalu, saat terjadi angin kencang dan hujan deras melanda Abdya sejumlah kapal tangkap yang disandarkan di luar kolam labuh, rusak parah akibat dihantam ombak besar.
Ia berharap Pemerintah dapat membantu melakukan pengerukan kolam labuh yang semakin dangkal tersebut supaya para nelayan menjadi mudah untuk memarkirkan kapal tangkap saat pulang melaut.