Suprian (ANTARA) - Warga Gampong Panjang Baru, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menyatakan endapan sedimentasi pada kuala Sangkalan semakin menebal sehingga muara tersebut saat ini mengalami pedangkalan.
"Permukiman warga sering tergenang banjir terutama saat hujan deras melanda. Selain itu, juga tidak bisa di lintasi para nelayan untuk memarkirkan kapal tangkap mereka di muara itu," kata warga Gampong Panjang Baru, Susoh, Jamil, di Blangpidie, Selasa.
Ia mengatakan, kondisi muara dangkal akibat endapan sedimntasi itu sudah terjadi bertahun-tahun, dan pendangkalan muara Sangkalan tersebut menjadi salah satu sebab terjadinya banjir luapan saat musim penghujan.
"Kami sangat berharap adanya penanganan dari Pemerintah Daerah berupa pengerukan sedimen di mulut muara dan pemasangan breakwater (tanggul pemecah ombak) di sepanjang bibir pantai di Gampong kami," kata Jamil.
Menurut Jamil, jika endapan sedimentasi dibiarkan tanpa segera dilakukan pengerukan maka muara tersebut menjadi sering tersumbat, sehingga ketika musim pasang purnama air meluap ke pemukiman penduduk serta tambak dan areal persawahan warga.
Jamil bersama warga lain sangat berharap Pemkab Abdya dan Pemerintah Aceh agar secepatnya melakukan penanganan berupa pengerukan dan pembangunan breakwater di sepanjang bibir pantai Gampong tersebut.
"Hanya dengan cara itu bisa mengatasi banjir luapan di Gampong kami. Jika dibiarkan kasihan petani tiap tahun menderita kerugian akibat tambak dan lahan persawahan tergenang banjir,"katanya.
Keuchik Gampong (Kepala Desa) Padang Panjang, Nazar membenarkan apa yang dikeluhkan warganya.
Ia mengatakan, untuk mengatasi persoalan tersebut hanya ada dua solusi, yakni pengerukan mulut muara dan pemasangan breakwater.