Jakarta (ANTARA) - Juara Australian Open Rafael Nadal menyambut gembira keputusan pemerintah Australia memberikan visa kepada seterunya, Novak Djokovic, yang membuat petenis Serbia itu bisa tampil dalam turnamen itu pada 2023. Nadal menyebutkan "kabar baik sekali".
Dalam rangkaian peristiwa sensasional pada 2022, Djokovic ditahan dan dideportasi dari Australia karena berstatus belum divaksin Covid.
Dia awalnya dilarang kembali ke Australia hingga 2025 oleh pemerintah Australia yang saat itu diperintah partai konservatif, tetapi Menteri Imigrasi Australia yang baru Andrew Giles mengatakan melonggarnya kebijakan pembatasan terkait pandemi membuat juara Australian Open sembilan kali bisa kembali berlaga di Australia.
Nadal yang menjuarai ajang itu saat Djokovic gagal tampil, memiliki koleksi 22 gelar Grand Slam putra sementara petenis Serbia itu mengumpulkan 21 gelar.
"Saya selalu berkata sama: tenis lebih baik ketika pemain terbaik ada di lapangan," kata Nadal setelah mengalahkan Casper Ruud dalam ATP Finals di Turin.
"Roger (Federer) sudah tidak bermain. Saya sering melewatkan Grand Slam karena cedera. Dan tahun lalu Novak tak bisa bermain di sana," kata jago turnamen lapangan tanah liat asal Spanyol itu.
“Itu sudah lewat. Yang berikutnya Novak bisa bermain lagi. Itu kabar sangat bagus. (Saya) senang demi dia. Senang demi turnamen ini. Senang demi penggemar. Itu saja," kata Nadal seperti dikutip AFP.
Nadal mengalahkan Ruud 7-5, 7-5 atas Ruud pada Kamis. Tapi dia sudah tersingkir karena kalah dalam dua pertandingan pertamanya dari Taylor Fritz dan Felix Auger-Aliassime.