Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh diminta untuk merancang dan mengembangkan kurikulum dayah atau pesantren terpadu di Aceh secara sistematis, sesuai dengan target dan tujuan yang diinginkan dalam memajukan dunia pendidikan.
Anggota Komisi I DPRA Tgk Irawan Abdullah, Jumat, mengatakan apalagi di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tentunya kurikulum yang sistematis itu diharapkan melahirkan proses pembelajaran di dayah berjalan maksimal dan menyeluruh.
“Maka sangat penting bagi kita untuk merancang dan melakukan pengembangan di bidang kurikulum, agar proses pembelajaran di dayah berjalan sistematis dan sesuai dengan target yang diinginkan dan sesuai dengan kearifan lokal,” kata Tgk Irawan dalam keterangan diterima di Banda Aceh.
Pernyataan itu disampaikan Tgk Irawan saat menutup kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) pengembangan kurikulum dayah terpadu se Aceh di Banda Aceh. Kegiatan itu diikuti 50 peserta perwakilan guru dari berbagai dayah di Tanah Rencong.
Ia menjelaskan bahwa dayah terpadu di Aceh memiliki potensi yang sangat besar untuk menciptakan generasi yang sesuai dalam koridor syariat Islam secara kaffah.
Apalagi, kebanyakan orang tua di zaman modern ini menginginkan anak-anaknya lebih taat dan paham terhadap agama. Dan potensi itu salah satunya harus dibangun dari dayah.
Di samping itu, lanjut dia, tujuan membangun dan menjalan dayah di Aceh juga harus diperhatikan dengan baik. Sebab, saat ini banyak kalangan yang terlibat di dayah terkadang hanya karena fokus pada kegiatan infrastruktur, untuk melirik proyek pembangunan pemerintah untuk dayah di Aceh.
“Sehingga orientasi yang seharusnya mengembangkan sumber daya manusia yang bersyariat, dan mengedepankan akhlak malah tidak tersedia anggaran yang memadai,” katanya.
Oleh karena itu kami mengajak semuanya untuk bersama-sama membangun kurikulum dayah yang sesuai dengan syariat dan juga kearifan lokal di Aceh, katanya lagi.
Kepala Bidang Pemberdayaan Santri Dinas Pendidikan Dayah Aceh Mahmud mengatakan Bimtek digelar agar tercipta koordinasi antar dayah atau pesantren di Aceh, terutama dayah terpadu.
“Kami berharap setiap perwakilan dayah yang hadir dapat membawa hasil yang maksimal ke dayah masing-masing, guna terbentuknya pengembangan kurikulum dayah yang lebih komprehensif,” ujarnya.