Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini alokasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp3 triliun dari Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk Aceh dapat memperkuat perekonomian provinsi tersebut.
Presiden menyampaikan bahwa KUR senilai Rp3 triliun untuk Aceh itu merupakan jatah yang sangat besar dari total Rp14 triliun pembiayaan yang disediakan oleh BSI di seluruh Indonesia.
"Rp3 triliun itu akan men-trigger, memperkuat, mengembangkan ekonomi di Aceh," kata Jokowi saat memberi sambutan dalam Penyerahan KUR dan Peluncuran Kartu Tani Digital Pupuk Bersubsidi di Aceh Utara, Aceh, Jumat.
Kepala Negara sempat mengenang pengalamannya saat masih bekerja di PT Kertas Kraft Aceh medio tahun 1985 dan melihat bahwa perekonomian Aceh masa itu bergerak cepat.
Namun ketika cadangan gas di Serambi Mekah itu habis, kondisi itu berimbas pada melambatnya perekonomian di Aceh.
"Karena gasnya habis, pabrik gede-gede tutup semua. Kalau tutup semua artinya apa? PHK semuanya. Artinya apa? Uang yang beredar di masyarakat ini menjadi berkurang, karena ekonomi akan tumbuh kalau sebuah negara/provinsi/daerah peredaran uangnya semakin banyak," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Presiden meyakini bahwa jatah KUR sebesar Rp3 triliun untuk Aceh dari total pembiayaan Rp14 triliun yang disediakan BSI akan bisa menjadi pemicu penguatan perekonomian provinsi tersebut.
Di sisi lain, berdasarkan pengalamannya menetap di Aceh, Presiden memahami bahwa potensi ekonomi provinsi tersebut teramat besar baik itu dari sektor perdagangan, perikanan, pertanian, maupun perkebunan.
Presiden juga bercerita bahwa ia baru saja meresmikan industri pupuk nitrogen, phospor, dan kalium (NPK) PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Aceh Utara, yang sebelumnya sempat berhenti beroperasi sejak 2005.
"Ini baru saja kita resmikan PT Pupuk Iskandar Muda, kita buka lagi dengan investasi Rp1,7 triliun. Sehingga apa? Akan membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya seperti saat saya dulu bekerja di PT Kertas Kraft Aceh," ujarnya.
Dalam sambutannya, Presiden juga sempat mengapresiasi capaian positif perekonomian Aceh yang pada 2022 tumbuh sebesar 4,21 persen, laju positif setelah mengalami pertumbuhan -0,37 persen pada 2020.
"Ini patut kita syukuri lho. Jangan lupa bersyukur, jangan lupa nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Dari -0,3 menjadi plus 4,21, sekali lagi ini patut kita syukuri," katanya.