Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Sebanyak enam orang warga Provinsi Lampung terancam denda senilai Rp100 miliar atau dikenai hukuman pidana selama lima tahun setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh aparat Kepolisian Daerah Sumatera Selatan terkait kasus pertambangan batu bara ilegal.
Kepala Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel AKBP Tito Dani, kepada wartawan di Palembang, Senin, mengatakan ancaman hukuman maksimal tersebut sebagaimana di atur dalam Pasal 161 Undang-Undang nomor 3 tahun 2020 tentang pertambangan mineral dan batu bara.
Pasal tersebut dikenakan penyidik kepolisian kepada enam orang tersangka warga Kabupaten Pesawaran dan Lampung Selatan, Provinsi Lampung itu yakni PHS (32), RK (32), AY (22) FS(28), DH (48) dan EB (30).
“Ancaman hukumannya pidana kurungan penjara selama lima tahun dan denda senilai Rp100 miliar,” kata dia.
Tito menjelaskan ancaman hukuman itu diberikan kepada tersangka sesuai hasil pengembangan penyidikan dan didukung kecukupan barang bukti.
Para tersangka ditangkap personel Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Sumsel saat melintas di Desa Batu Kuning, Kabupaten OKU, Sumsel, pada Rabu (15/2) sekitar pukul 16.00 WIB.
Kepada penyidik, mereka mengaku bertugas sebagai sopir dan kondektur truk yang mengangkut batu bara hasil pertambangan ilegal karena tidak memiliki surat izin usaha pertambangan (IUP).
Pertambangan batu bara ilegal tersebut berlokasi di Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Sumsel.
Untuk menjalankan tugas tersebut, keenam tersangka diupah senilai Rp500-Rp5 juta per satu kali angkutan batu bara hasil tambang ilegal ke Provinsi Lampung.
"Mereka sudah berkali-kali bertugas mengantar batu bara ke Lampung. Uang upah itu diberikan oleh pemilik batu bara berinisial OK, RA dan CI yang saat ini dalam buruan," kata dia.
Dari tangan keenam tersangka itu polisi menyita sebanyak 98 ton batu bara hasil tambang ilegal, empat unit dump truk Mitsubishi Fuso, satu lembar surat jalan dari PT Mulia Indah Bersama.
Atas perbuatannya, saat ini tersangka ditahan di ruang tahanan Dittahti Polda Sumsel, Palembang untuk menjalani proses penyidikan lebih lanjut sebelum berkas perkaranya dilimpahkan ke Kejaksaan untuk disidangkan, kata Tito Dani.