Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Petambak udang windu di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh mengeluhkan sering mengalami gagal panen dan berharap dinas terkait meningkatkan penyuluhan kepada mereka.
Hasanuddin, petambak udang windu asal Kecamatan Lhoksukon, Jumat, menyatakan sangat berharap pemerintah setempat melalui dinas terkait memperhatikan keluhan petani.
"Selama ini kami membudidayakan udang windu secara tradisional, dan kami sering gagal panen. Biaya yang kami keluarkan mulai dari pembibitan, pemupukan dan keperluan lainnya lumayan besar," ujarnya pula.
Petambak yang membudidayakan udang windu di kawasan Desa Keuruto, Kecamatan Lapang ini menambahkan, gagal panen tersebut terjadi disebabkan udang mereka sering mati sebelum masa panen dan juga karena pertumbuhan udang lambat.
Petambak setempat memerlukan bantuan dari pemerintah daerah melalui dinas terkait, agar mengetahui cara membudidayakan udang dengan baik dan benar sehingga akan meningkatkan hasil panen.
"Kami berharap ada sosialisasi dari pemerintah supaya produksi panen udang windu di daerah ini maupun Aceh Utara umumnya dapat meningkat," ujar Hasanuddin.
Menurut Abdul Radak, petambak udang windu di Kecamatan Baktiya juga membenarkan sering mengalami gagal panen. Bahkan, sekitar sebulan terakhir, udang yang dibudidayakannya mati sebelum masa panen berlangsung.
Ketika itu, Abdul Radak menuturkan, udang windu yang dibudidayakannya baru berumur sekitar 45 hari, tetapi sudah diserang hama penyakit yang tidak diketahui jenisnya sehingga udang tersebut harus dipanen sebelum masanya.
"Hasil panen kemarin sekitar Rp700 ribu, dan uang itu hanya sekadar dapat mengembalikan modal saja, tidak ada keuntungannya," katanya lagi.