Andri mengatakan hadirnya FMC juga untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi oleh pasar mobile broadband maupun fixed broadband saat ini.
Tantangan yang dimaksud seperti average revenue per user (ARPU) dan rupiah per megabyte (RpMB) yang terus menurun, hilangnya pelanggan (churn), tingginya beban belanja modal (capex), hingga kompetisi yang terus meningkat.
"Tapi ada peluang sebetulnya di mana sebetulnya penetrasi fixed broadband itu masih 15 persen di Indonesia, masih banyak ruang untuk tumbuh. Jadi kita perlu FMC ini supaya penetrasinya lebih besar," kata Andri.
Andri mengatakan inisiatif FMC menghadirkan berbagai manfaat, baik untuk masyarakat, pemerintah, industri, maupun bagi Telkom sendiri.
