Banda Aceh (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Provinsi Aceh meminta kepada Pemerintah Aceh untuk dapat memberikan pilihan perbankan kepada masyarakat Aceh, salah satunya dengan kembali mengizinkan operasional bank konvensional di Aceh.
"Masalah BSI hari merupakan sebuah PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah Aceh apa sebenarnya menjadi solusi. Artinya harus ada pilihan-pilihan bank lain di Aceh," kata Wakil Ketua Kadin Aceh Ramli, di Banda Aceh, Kamis.
Hal itu disampaikan setelah melihat dampak ekonomi di tengah masyarakat terutama pengusaha Aceh akibat gangguan sistem Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam tiga hari ini.
Ramli mengatakan, akibat gangguan layanan sistem BSI yang menjadi satu-satunya bank nasional di Aceh telah mempengaruhi perekonomian, apalagi bisnis atau usaha itu perputarannya dalam hitungan menit dan tidak boleh terjadi kemacetan.
Baca juga: Dirut BSI: Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan nasabah
Selama gangguan ini, kata Ramli, perekonomian Aceh tidak bisa berjalan mulus karena proses transaksi keluar daerah seperti ke Sumatera Utara dari Aceh mustahil dilakukan mengingat tidak ada pilihan fasilitas.
"Contoh kemarin, begitu kejadian itu SPBU bisa kehabisan stok minyak karena tidak bisa menebus ke Pertamina. Tapi kalau ada pilihan bank lain masalah ini tidak terjadi," ujarnya.
Ramli mengakui bahwa gangguan BSI terjadi secara nasional, tetapi dampak terbesar hanya untuk Aceh karena tidak ada fasilitas perbankan lain yang dapat digunakan jasanya.
"Kalau untuk Medan, Surabaya dan di Jakarta itu memang tidak ada masalah, karena mereka ada pilihan bank lain. Sementara di Aceh dampak ekonomi langsung terasa," katanya.
Baca juga: Ketua DPRA nilai saatnya evaluasi Qanun lembaga keuangan syariah Aceh, begini penjelasannya
Terkait hal ini, Ramli menegaskan bahwa kondisi hari ini telah menjadi sebuah pelajaran bagi semua khususnya Pemerintah Aceh yang harus memikirkan solusinya.
Karena dulu, lanjut Ramli, meskipun qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) Aceh telah berlaku dan tidak dibolehkan adanya bank konvensional itu masih ada pilihan lain seperti BNI Syariah, Mandiri Syariah dan BRI Syariah.
"Kalau dulu masih ada pilihan, tetapi sekarang hanya tinggal satu yaitu BSI. Maka ini harus menjadi pelajaran, dan harus ada pilihan (bank) untuk masyarakat Aceh," demikian Ramli.
Seperti diketahui, layanan BSI tidak dapat diakses sejak Senin (8/5), masalah ini telah memberikan dampak kepada masyarakat Aceh yang mayoritasnya merupakan nasabah BSI.
Terkait gangguan layanan itu, BSI sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya sedang melakukan pemeliharaan sistem, sehingga untuk sementara waktu layanan tidak bisa diakses nasabah.
Namun hari ini, layanan khusus untuk mobile banking BSI sudah aktif atau pulih kembali, sedangkan terhadap layanan kantor cabang dan ATM sudah dapat diakses masyarakat sejak kemarin.
Baca juga: Itjen Kemenag harap insiden BSI down tak rugikan jamaah calon haji