Sebagai upaya penanggulangan, dia menambahkan, pihaknya juga telah melakukan pengasapan atau fogging ke rumah-rumah warga, serta tempat-tempat yang banyak bersarang nyamuk di daerah lokasi ditemukan kasus.
Selain itu, dinkes juga meminta agar masyarakat di seluruh Aceh Tenggara rajin melakukan PSN dan menguras tempat penumpangan air, mengubur barang bekas, dan menutup tempat penampungan air (3M plus) serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
“Karena virus ini hanya bisa ditularkan melalui nyamuk aedes albopictus yang menggigit pada siang hari, maka masyarakat diimbau untuk melakukan PSN dan 3M plus,” ujarnya.
Sebelumnya, menurut Sukrimanto, di Aceh Tenggara juga pernah terdeteksi kasus chikungunya sekitar lima tahun lalu, dan penanganan penyakit tersebut juga sudah selesai.
“Hingga saat ini belum ada tercatat kematian akibat virus ini, rata-rata mereka mengalami demam, nyeri sendi, jadi sama seperti demam berdarah akibat gigitan nyamuk juga, tapi virus yang berbeda,” ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USK akan gelar aksi Kaninus di Pidie Jaya