Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Tenggara mengimbau masyarakat di daerah itu untuk mewaspadai penyakit chikungunya akibat infeksi virus yang ditularkan dari nyamuk aedes albopictus.
"Kita harus aktif melakukan pemusnahan sarang nyamuk (PSN), karena virus ini hanya bisa ditularkan melalui nyamuk,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Tenggara Sukrimanto saat dihubungi dari Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan, gejala chikungunya mirip dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD) seperti mengalami demam, pusing, serta nyeri pada persendian. Virus ini menyerang dan menulari manusia melalui gigitan nyamuk aedes albopictus.
Baca juga: Dinkes masih buka posko kesehatan warga terdampak banjir di Agara
Dalam dua pekan terakhir, lanjut dia, pihaknya mencatat ada 30 warga di Desa Kane Mende dan Desa Tanjung Sari di Kecamatan Leuser, Aceh Tenggara yang terjangkit cikhungunya.
Gejala yang mereka alami yakni nyeri persendian, demam tinggi hingga muntah-muntah. Puskesmas Leuser juga telah melakukan penanganan terhadap puluhan pasien itu, dan mereka telah dinyatakan sembuh.
“Alhamdulillah sebanyak 30 warga itu sudah sembuh semua, dan hingga saat ini tidak ada lagi kasus (chikungunya) baru yang ditemukan,” katanya.
Sebagai upaya penanggulangan, dia menambahkan, pihaknya juga telah melakukan pengasapan atau fogging ke rumah-rumah warga, serta tempat-tempat yang banyak bersarang nyamuk di daerah lokasi ditemukan kasus.
Selain itu, dinkes juga meminta agar masyarakat di seluruh Aceh Tenggara rajin melakukan PSN dan menguras tempat penumpangan air, mengubur barang bekas, dan menutup tempat penampungan air (3M plus) serta berperilaku hidup bersih dan sehat.
“Karena virus ini hanya bisa ditularkan melalui nyamuk aedes albopictus yang menggigit pada siang hari, maka masyarakat diimbau untuk melakukan PSN dan 3M plus,” ujarnya.
Sebelumnya, menurut Sukrimanto, di Aceh Tenggara juga pernah terdeteksi kasus chikungunya sekitar lima tahun lalu, dan penanganan penyakit tersebut juga sudah selesai.
“Hingga saat ini belum ada tercatat kematian akibat virus ini, rata-rata mereka mengalami demam, nyeri sendi, jadi sama seperti demam berdarah akibat gigitan nyamuk juga, tapi virus yang berbeda,” ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USK akan gelar aksi Kaninus di Pidie Jaya