Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 14 gampong atau desa yang tersebar di dua kecamatan Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh, terendam banjir dengan ketinggian air hingga mencapai satu meter, kata pejabat Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA).
“Kondisi terakhir sampai saat ini air masih tergenang di pemukiman warga,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui keterangan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBA di Banda Aceh, Senin.
Ia menjelaskan banjir dan tanah longsor di Simeulue mulai terjadi pada Senin (2/10) sekitar pukul 05.00 WIB. Peristiwa ini dipicu curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah kepulauan itu.
Adapun daerah yang terdampak banjir yakni di Kecamatan Simeulue Timur meliputi Gampong, Suka Karya, Air Dingin, Kuala Makmur, Sefoyan, Linggi, Suka Jaya, Air Pinang, Ganting, Suka Damai, Suak Buluh, Sinabang, Amaiteng Mulia, Suka Maju, serta satu gampong di Kecamatan Teluk Dalam yakni Gampong Luan Balu.
“(Banjir) akibat intensitas curah hujan yang tinggi mengakibatkan air meluap sampai ke bahu jalan dengan ketinggian air 30-100 centimeter,” ujarnya.
Akibat peristiwa itu, lanjut dia, selain merendam pemukiman penduduk, juga mengakibatkan satu unit rumah warga tertimpa pohon tumbang di Gampong Sefoyan, kemudian pohon tumbang di Gampong Linggi dan tanah longsor di Gampong Sefoyan.
“Korban terdampak dan pengungsi masih dalam pendataan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut,” ujarnya.
Ilyas menambahkan, BPBD Simeulue terus melakukan pemantauan di beberapa titik yang banjir dan longsor, sekaligus melakukan penanganan terhadap pohon tumbang yang menimpa rumah warga.
“Petugas BPBD Simeulue juga melakukan pendataan korban dan pemberian logistik masa panik,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di wilayah Provinsi Aceh untuk mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor yang dipicu curah hujan tinggi.
“Musim peralihan dari puncak musim kemarau ke musim penghujan yang diprakirakan hingga awal Oktober,” kata Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Faqih Musyaffa.
BMKG memprediksikan musim pancaroba akan berakhir pada awal Oktober 2023, kemudian Aceh mulai memasuki musim penghujan.
“Maka perlu waspada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan lainnya akibat hujan lebat,” ujarnya.