Imran menjelaskan digitalisasi pemerintahan sangat penting untuk dilakukan, sehingga semua pihak diajak untuk merangkul era digital, karena tidak ada waktu yang lebih tepat untuk memulainya.
“Kota Lhokseumawe telah berhasil mengintegrasikan beberapa inovasi, seperti Srikandi dan Tanda Tangan Digital (TTD Digital), sebagai bagian dari transformasi digitalnya,” ujarnya.
Ke depan, Imran berharap, aplikasi Sipinter dapat terintegrasi juga dengan sistem penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sehingga dapat terus diawasi untuk memperkuat perkembangan ekonomi Lhokseumawe.
Pj wali kota juga meminta semua OPD untuk segera berkoordinasi dengan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan Dinas Kominfo untuk menghindari pengeluaran yang berlebihan untuk infrastruktur teknologi dan aplikasi.
“Dengan Sipinter, data antar OPD akan menjadi lebih terintegrasi, dan data yang dipublikasikan akan bersifat seragam dan konsisten. Sipinter adalah aset milik Pemerintah Kota Lhokseumawe dan perlu dijaga bersama dengan baik,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia berharap Sipinter akan meningkatkan kinerja Pemerintah Kota Lhokseumawe dan seluruh aparatur sipil negara (ASN). Aplikasi ini bekerjasama dengan Iconnect, dan berharap Sipinter dapat menjadi contoh bagi daerah lain.
“Peluncuran Sipinter menandai tonggak penting dalam perjalanan digitalisasi Pemerintah Kota Lhokseumawe, membuka peluang baru untuk efisiensi dan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: Manfaatkan akhir pekan, emak-emak Pokdarling lakukan aksi bersih pantai di Lhokseumawe