Banda Aceh (ANTARA) - Majelis Adat Aceh (MAA) menyatakan pelestarian adat istiadat dan kebudayaan harus sejalan dengan perkembangan zaman, sehingga tidak ditinggalkan generasi mendatang
"Adat istiadat maupun kebudayaan tidak boleh hilang dan kemajuan zaman juga tidak boleh diabaikan. Artinya, pelestarian adat istiadat dan kebudayaan harus saling menyesuaikan," kata Ketua MAA Tgk Yusdedi di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan tersebut dikemukakan Tgk Yusdedi di sela-sela mengunjungi arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Sultanah Safiatuddin dan Lapangan Blangpadang, Kota Banda Aceh.
Ia menyebutkan perkembangan zaman akibat pengaruh modernisasi kini kian pesat. Dan ini juga harus disikapi dengan arif agar adat istiadat dan kebudayaan Aceh yang Islami tidak tergerus zaman.
"Karena itu, kemajuan zaman ini juga harus sejalan dengan pelestarian adat istiadat, sehingga tidak hilang tergerus perkembangan zaman yang kini kian modern," katanya.
Oleh karena itu, Tgk Yusdedi menyebutkan PKA k-8 harus wadah pelestarian adat istiadat dan kebudayaan Aceh di era modern sekarang. Serta menjadi ajang memperkuat silaturahmi masyarakat di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
"Kami berharap PKA menjadi momentum memperkuat adat istiadat dan kebudayaan masyarakat Aceh, sehingga mampu diwariskan kepada generasi berikutnya di tengah gempuran budaya modern," kata Tgk Yusdedi.
Tgk Yusdedi juga mengharapkan pada pelaksanaannya PKA tidak sekadar menampilkan hiburan budaya semata, tetapi juga ada istiadat seperti adat perkawinan, dan lainnya.
"Begitu juga jika apabila ditampilkan budaya modern, tetapi harus banyak unsur Aceh. Budaya modern boleh-boleh saja, tetapi jangan terlalu banyak yang ditonjolkan," kata Tgk Yusdedi.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Aceh Almuniza Kamal mengatakan PKA digelar 4 hingga 12 November 2023. PKA diadakan setiap empat tahun sekali yang mulai digelar sejak 1958
"PKA ke-8 mengusung tema jalur rempah dengan jargon rempahkan bumi pulihkan dunia. PKA dirangkai dengan berbagai kegiatan untuk menyampaikan kepada dunia terhadap khazanah budaya Aceh yang terus dijaga dan dilestarikan hingga saat ini," kata Almuniza Kamal.
Baca juga: Makanan Khas Simeuleu 'Memek' jadi Perhatian Pengunjung PKA 8 di Banda Aceh