Banda Aceh (ANTARA) - Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke-8 di Banda Aceh menjadi sorotan utama warga Aceh dan wisatawan yang berkunjung, salah satunya ada di Anjungan Simeulue di Taman Saifatuddin melalui makanan khas Kabupaten Simeulue bernama memek.
Nama unik memek yang merupakan kuliner khas Simeulue, diambil dari bahasa setempat yang artinya mengunyah beras. "Ini makanan khas Simeulue, warisan leluhur," kata Restika, penjaga kuliner Anjungan Simeulue di Taman Saifatuddin, Banda Aceh, Selasa (7/11).
Konon nenek moyang di Simeulue mengunyah beras ketan yang dicampur dengan pisang sehingga muncul istilah memek.
Baca juga: Anjungan Sabang sediakan kelezatan aneka kue tradisional gratis di PKA ke-8
Restika menjelaskan, bahan yang digunakan dalam membuat memek antara lain beras ketan, pisang, santan, garam dan gula. Pisang ditumbuk kasar dan beras digongseng atau sangrai.
Kuliner ini mengundang perhatian dari masyarakat yang mengunjungi Anjungan Simeulue di PKA Ke-8. "Karena namanya yang unik jadi mereka penasaran," ujarnya.
Salah seorang pengunjung, Azri, tampak terkesan dengan nama makanan tersebut dan mencoba rasanya,
"Saya tidak menyangka rasanya unik ya ternyata enak juga," katanya
Pengunjung lainnya, Wawan, juga mencoba rasa memek dan mendapati tekstur yang unik dari makanan khas Simeulue tersebut. "Pas dimakan teksturnya lembut-kasar gitu, enak kaya campuran bubur dan ada kriuknya gitu," ujarnya.
Bagi Anda yang penasaran dengan memek ini, tidak perlu jauh-jauh ke Simeulue karena cukup datang ke Anjungan di lokasi utama PKA Ke-8 di Taman Saifatuddin, Banda Aceh. Seporsi memek dijual Rp10.000.
Penulis: Imellda Lidyana, mahasiswa Universitas Malikussaleh
Baca juga: Aceh Timur juara pameran kuliner PKA ke-8