Subulussalam (ANTARA Aceh) - Ratusan murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tualang, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, menggunakan rumah adat sebagai tempat aktivitas belajar mengajar, karena belum adanya infrastruktur gedung sekolah di desa tersebut.
Pantauan wartawan di lapangan, Selasa, terdapat dua unit rumah adat berkontruksi kombinasi beton dan kayu dihiasi dengan ukiran warna adat Subulussalam.
Rumah adat tersebut berada sekitar 20 meter dari di pinggir jalan Kampung Tualang menuju Kuala Kepeng dan Tanah Tumbuh atau berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota kecamatan yang berada di Kampung Pasar Rundeng, Kecamatan Rundeng.
Sementara dari pusat kecamatan menuju pusat Kota Subulussalam yang berada di Kecamatan Simpang Kiri sekitar 17 kilometer atau sekira 30 menit jam perjalanan.
Khaida salah satu guru honorer SDN Tualang mengatakan aktivitas belajar di sana sudah berlangsung sekitar 4 bulan lalu menyusul perpindahan warga eks korban konflik ini dari tempat penampungan sementara di Kampung Pasar Rundeng ke Kampung Tualang.
"Dua unit rumah adat ini digunakan untuk proses belajar mengajar. Satu unit tempat belajar murid kelas 1 sampai kelas 4, satu unitnya lagi khusus kelas 5 dan kelas 6," katanya.
Camat Rundeng Irwan Faisal yang juga turut memantau aktivitas proses belajar di sekolah tersebut mengaku bahagia saat melihat murid SDN Tualang tampak semangat belajar di tengah keterbatasan sarana pendidikan di kampung tersebut.
"Informasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017 akan dibangun gedung sekolah SD dan SMP di Tualang," kata Irwan.
Ia menambahkan sebelumnya warga Kampung Tualang bersama sejumlah desa lainnya seperti Kampung Lae Mate, Mendilam, Kuala Kepeng dan Tanah Tumbuh di relokasi ke Kampung Pasar Rundeng sejak konflik melanda wilayah Subulussalam pada tahun 2000.
Setelah mengungsi sekitar 15 tahun di tempat penampungan sementara, mereka dikembalikan ke kampung halaman masing-masing pada bulan November 2016.
Pemerintah juga memberikan bantuan uang senilai Rp15 juta per kepala keluarga (KK) biaya membangun rumah untuk memulai kehidupan baru di kampung tersebut.
"Pemerintah memberikan bantuan dana senilai Rp15 juta bagi yang mau kembali ke kampung halaman. Dana itu untuk membangun rumah, pihak Dinas Sosial turut mengawasi supaya peruntukan dana itu tepat sasaran dan tidak disalahgunakan. Alhamdulillah rumah mereka sudah siap dan bisa ditempati," kata Irwan Faisal.