28 desa di Aceh Jaya terendam banjir, 3.990 warga terdampak

Calang (ANTARA) - Sebanyak 28 desa dari enam kecamatan di Kabupaten Aceh Jaya terendam banjir akibat diguyur hujan dengan intensitas tinggi sejak Senin malam (20/11), sejauh ini korban terdampak sudah mencapai 3.990 jiwa dari 1.465 Kartu Keluarga (KK).

"Air mulai naik ke pemukiman penduduk sejak Senin sekitar pukul 22.00 WIB karena hujan lebat," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Aceh Jaya, Fajri, di Aceh Jaya, Selasa.

Fajri menyebutkan, adapun wilayah yang tergenang banjir antara lain, empat desa di Kecamatan Darul Hikmah yakni Desa Panton Krueng, Lamteungoh, Gampong Baro dan Desa Babah Dua, dengan korban terdampak mencapai 177 jiwa dari 98 KK.

Baca juga: BMKG imbau delapan daerah di Aceh siaga banjir beberapa hari ke depan

Kemudian, satu desa di Kecamatan Setia Bakti yakni Desa Lhok Bot dengan korban terdampak 281 jiwa dari 84 KK. Lalu, lima desa di Kecamatan Krueng Sabee yaitu Desa Curek, Alue Tho, Ranto Panyang, Buntha, dan Panggong, dengan korban 648 jiwa dari 273 KK.

Selanjutnya, delapan desa di Kecamatan Panga, yaitu Desa Gle Putoh, Batee Meutudong, Gunong Buloh, Gunong Mantok, Gunong Meulinteung, Panton Krueng, Alue Abed dan Babah Ceupan dengan korban terdampak mencapai 1.377 jiwa dari 486 KK.

Kemudian, lima desa di Kecamatan Pasie Raya yaitu Desa Pulo Tinggi,  Pasie Tubee, Lhok Guci, Tuwie Peuriya, dan Tuwie Kareueng dengan korban terdampak mencapai 596 jiwa dari 169 KK.

Terakhir, lima desa di Kecamatan Teunom yaitu Desa Pasie Geulima, Pasie Timon, Blang Baro, Pasie Pawang, dan Desa Rambong dengan korban mencapai 911 jiwa dari 355 KK.

Secara keseluruhan korban terdampak banjir di Aceh Jaya sejauh ini sudah mencapai 3.990 orang dari total 1.465 KK.

Fajri menyampaikan, hingga saat ini belum ada warga yang mengungsi akibat banjir tersebut dan untuk mengantisipasi pihaknya telah mengerahkan dua unit boat untuk kesiagaan persiapan evakuasi.

Serta, memantau kondisi terkini lapangan dan menyebarkan informasi peringatan (curah hujan, tinggi muka air) dan potensi risiko (wilayah genangan), melakukan koordinasi dengan stakeholder dalam mobilisasi tim siaga bencana dan sumber daya, mengerahkan TRC guna kaji cepat pada titik rawan banjir.

Dalam kesempatan ini, Fajri mengimbau kepada masyarakat untuk terus waspada dan bisa mencari tempat lebih tinggi, serta memastikan jaringan listrik di rumah tidak terendam banjir karena bisa memicu kebakaran.

“Harapan kita masyarakat untuk selalu waspada apalagi saat ini cuaca hujan lebat sehingga sangat rawan banjir,” demikian Fajri.

Baca juga: Banjir satu meter rendam pemukiman penduduk di Aceh Selatan