Banda Aceh (ANTARA) - Aktivis lingkungan, Tezar Pahlevi, menyatakan bahwa satwa lindung di Aceh kerap menjadi incaran utama sindikat kejahatan lingkungan untuk diperjualbelikan ke pasar gelap domestik hingga internasional.
“Ini karena Aceh masih memiliki hutan yang masih bagus dibanding daerah lain, begitu juga dengan satwa yang kita punya dan tergolong ke dalam satwa endemik yakni gajah, harimau, badak dan orangutan masih hidup berdampingan di satu kawasan,” kata Tezar Pahlevi di Banda Aceh, Jumat.
Tezar mengungkapkan satwa lindung di Aceh telah masuk ke pasar domestik di Pulau Jawa yang kemudian berakhir di tangan kolektor dan pengrajin seni untuk dijual kembali.
Baca: Walhi catat 23 interaksi negatif satwa lindung di Aceh Timur
"Dalam dua tahun belakangan, satwa lindung di Aceh langsung dikirim ke Jawa tidak lagi melalui Medan. Para broker di Aceh langsung terhubung dengan penampung yang ada di Jawa," ujarnya.
Dia mengatakan alur perdagangan satwa itu didapatkan setelah pemetaan keterlibatan terdakwa dan tersangka penjual kulit harimau di Aceh Timur yang ternyata terhubung dengan penampung di Surabaya.
Aktivis sebut sindikat penjahat lingkungan incar satwa lindung di Aceh
Jumat, 19 Januari 2024 14:29 WIB