"Dalam kasus itu bisa kita klasifikasi penjahat lingkungan mulai dari tingkat bawah pemburu yang berada dekat dengan lokasi, penjahat tingkat menengah yakni broker, kemudian penampung yang berada di luar provinsi Aceh," katanya.
Tidak hanya di pasar domestik, dirinya juga menemukan kasus perdagangan orangutan sumatra (pongo abelii) asal Aceh yang dikirim langsung dari Aceh menuju Thailand dan Timur Tengah melalui jalur laut.
"Sekali dikirim minimal enam ekor dalam keadaan hidup, langsung ke Thailand melalui pelabuhan tikus untuk dibawa ke Timur Tengah. Pemain menilik Aceh sebagai target berburu. Terkait dengan aktor cukup banyak," ujarnya.
Baca: BKSDA turunkan tim selidiki penyebab kematian gajah di Sungai Mas Aceh Barat
Karena itu, Tezar meminta agar aparat penegak hukum dapat melakukan penanganan kejahatan terhadap satwa lindung secara komprehensif dari hulu ke hilir. Terlebih lagi, selama ini, pemain utama masih belum tersentuh.
"Kami melihat dari sisi penegakan hukum, masih belum optimal seluruh pelaku yang diduga terlibat dalam perdagangan satwa. Kebanyakan pemburu dan broker, belum menemukan king campaign," katanya.
Aktivis sebut sindikat penjahat lingkungan incar satwa lindung di Aceh
Jumat, 19 Januari 2024 14:29 WIB