Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pengembangan peternakan kelinci sangat berpotensi di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, baik sebagai hewan peliharaan maupun untuk dikonsumsi, karena permintaannya semakin meningkat.
Imran, peternak kelinci di Alue Awe, Lhokseumawe, Jumat mengatakan, kelinci yang diperjualbelikan tersebut bukan semuanya jenis hias, akan tetapi antusias masyarakat ingin menjadikan sebagai hewan peliharaan sangat tinggi.
"Antusias masyarakat menjadikan kelinci sebagai binatang peliharaan sangat tinggi, karena binatang tersebut lucu dan manis. Meskipun, pada umumnya banyak kelinci yang diperjualbelikan tersebut adalah jenis kelinci konsumsi," ujar Imran.
Sedangkan mengenai harga terbilang tinggi bila dibandingkan dengan daerah lain. Harga per pasang kelinci biasa umumnya Rp250 ribu. Sementara jumlah peternak kelinci dapat dihitung dengan jari di Lhokseumawe dan sekitarnya.
Selain untuk kebutuhan hewan peliharaan, kelinci juga termasuk hewan yang dikonsumsi.
Ia menyatakan, dirinya pernah diminta oleh pengusaha luar daerah menyediakan daging kelinci dalam jumlah besar secara kontinyu, akan tetapi tidak mampu disanggupi karena keterbatasan lahan dan lain sebagainya.
Ia menambahkan, mengingat potensi usaha budidaya kelinci sangat besar, baik untuk kelinci jenis hias maupun untuk kebutuhan konsumsi.
Sebaiknya, lanjut dia, pemerintah daerah melalui dinas terkait supaya dapat membina dan mengembangkan usaha peternakan kelinci, sehingga dapat menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat.