Banda Aceh (ANTARA) - Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah menyatakan bahwa indikator pembangunan Aceh menunjukkan tren positif, terlihat dari pertumbuhan ekonomi hingga penurunan kemiskinan.
“Saat ini, kita tengah melangkah maju dengan keyakinan yang kuat, didukung oleh capaian indikator pembangunan yang menunjukkan tren positif bagi Aceh," kata Bustami Hamzah, di Banda Aceh, Senin.
Pernyataan itu disampaikan Bustami Hamzah dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Aceh 2024 dan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) 2025, di Anjong Mon Mata Komplek Meuligoe Gubernur Aceh.
Bustami menyebutkan, pertumbuhan ekonomi, penurunan angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) serta gini rasio di Aceh menunjukkan penurunan yang menggembirakan.
Di mana, pertumbuhan ekonomi Aceh relatif stabil, dengan pertumbuhan sebesar 4,23 persen pada 2023, itu menandakan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya 4,21 persen.
Kemudian, untuk angka kemiskinan juga terus menurun dari 2022 sebesar 14,75 persen, menjadi 14,45 persen pada 2023.
Selain itu, lanjut dia, tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan gini rasio juga menunjukkan penurunan menggembirakan menjadi 5,75 persen dan 0,296 secara berturut-turut.
"Semoga, tren positif ini dapat kita pertahankan dan kita tingkatkan untuk masa mendatang," ujarnya.
Karena itu, menjaga tren positif tersebut, dirinya mengingatkan agar Musrenbang sebagai forum tertinggi dalam sistem perencanaan pembangunan di daerah dapat merumuskan arah dan prioritas pembangunan Aceh untuk 2025.
“Saya mengajak semua pihak yang terlibat dalam Musrenbang untuk bekerja dengan sebaik-baiknya agar dapat menghasilkan RKPA yang aspiratif, realistis, dan berkelanjutan,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Pj Gubernur mengingatkan lima prioritas pembangunan yang telah ditetapkan, yaitu transformasi sosial dengan fokus kesehatan, pendidikan berkualitas yang merata dan perlindungan sosial adaptif.
Kemudian transformasi ekonomi, yaitu dengan fokus utama pada penerapan ekonomi hijau, perkotaan dan perdesaan sebagai pusat pertumbuhan.
Lalu, transformasi tata kelola, dengan fokus utama pada regulasi dan tata kelola yang berintegrasi dan adaptif. Berikutnya, keamanan daerah tangguh, stabilitas dan implementasi syariat islam, itu fokus utama berdaya saing regional, nasional, global serta transformasi nilai-nilai syariat Islam.
Terakhir, ketahanan sosial budaya dan ekologis, yaitu berfokus utama pada beragama, berkebudayaan maju, keluarga berkualitas, kesetaraan gender, masyarakat inklusif, lingkungan hidup berkualitas dan berketahanan energi, air, serta kemandirian pangan.
“Dengan fokus pada prioritas ini, kami optimis dapat mengarahkan pembangunan Aceh ke arah yang lebih inklusif dan berkelanjutan,”demikian Bustami Hamzah.
Baca juga: Aceh alami pertumbuhan ekonomi 4,23 persen selama 2023