Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Kue kering tradisional Aceh masih menjadi pilihan untuk kebutuhan merayakan lebaran Idul Fitri bagi masyarakat di provinsi paling barat di Indonesia itu.
Pantauan di Lhokseumawe, Sabtu, berbagai aneka kue tradisional Aceh masih banyak menghiasi rak-rak kue pedagang musiman menjelang lebaran di pusat pasar.
Salah seorang pedagang, Hendri menyebutkan, peminat kue kering Aceh dengan berbagai aneka jenis masih terbilang tinggi, meskipun aneka kue kering modern banyak juga yang dijual.
"Kue tradisional masih tinggi permintaannya dan tidak menurunkan minat masyarakat untuk membelinya sebagai kue lebaran," ucap Hendri.
Sebutnya lagi, adapun jenis-jenis kue kering tradisional Aceh yang paling banyak laku adalah keukarah (kue sarang burung), kue mata, bhoi (bolu kering Aceh) serta beberapa jenis kue tradisional lainnya, seperti kue bawang dan juga kue semprong.
"Umumnya, kue kering tradisional Aceh, lebih disukai karena selain harganya murah, rasanya juga memiliki ciri khas daerah. Tahun lalu kue tradisional Aceh habis terjual," kata pedagang kue musiman ini.
Sementara, mengenai harga masing-masing jenis kue tersebut bervariasi, untuk kue keukarah Rp800/buah, bhoi Rp15 ribu/kotak, kue mata Rp80 ribu/Kg, sedangkan kue bawang Rp80 ribu/Kg.
Ia mengatakan, untuk kebutuhan barang, dirinya memesan kepada pedagang besar lainnya di daerah lain.
"Untuk kue tradisional, kami memesannya di Buloh Blang Ara, Kabupaten Aceh Utara, sedangkan untuk kue kering yang dikenal dengan kue mentega atau juga kue nestar, kami pesan dari Sumatera Utara," jelasnya.