Banda Aceh (ANTARA) - Ekonom senior CORE Indonesia Dr Hendri Saparini menyatakan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut merupakan momentum yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Pemerintah Aceh dan kabupaten untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
“Dengan waktu yang ada sebelum pelaksanaan ini harus dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah dengan berkolaborasi dengan badan usaha milik pemerintah dan swasta dalam menyemarakkan pelaksanaan PON Aceh-Sumut serta menyiapkan lokasi-lokasi tempat pembelian suvenir terkait PON,” katanya di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela menjadi salah satu narasumber dalam Seminar Aceh Economics Updates 2024 : Titik Balik Ekonomi Aceh yang diselenggarakan bank Syariah Indonesia (BSI) Regional Aceh bersama Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan dan BUMN di Gedung Landmark BSI Aceh.
Ia menjelaskan penyelenggaraan PON akan memberikan dampak positif secara langsung dan tidak langsung kepada daerah dan kesempatan tersebut merupakan pintu pembuka yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin agar bisa berkelanjutan.
Menurut dia untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi di Aceh khususnya turut didukung ekonomi Indonesia sudah pulih dari COVID, Aceh dan Sumut lebih terbuka sebagai daerah kunjungan bisnis dan pariwisata, sektor pendukung lebih berkembang seperti kuliner, wisata alam dan bangunan sejarah dan venue menyebar di berbagai Kota dan Kabupaten.
“Pemerintah Aceh dan kabupaten/kota juga harus memaksimalkan strategi yang inklusif dan berkolaborasi dengan berbagai pihak terhadap berbagai potensi seperti pariwisata khususnya sehingga para tamu yang datang akan dapat mengeksplor seluruh destinasi wisata yang ada di Aceh yang tentu memberikan dampak ekonomi pada semua sektor,” katanya.
Lebih rinci ia menjelaskan dampak langsung dari penyelenggaraan PON di antaranya meningkatnya konsumsi swasta selama menjelang dan saat acara PON seperti hotel, restoran, transportasi, logistic dan ritel), penambahan investasi pemerintah seperti pembangunan sarana prasarana fisik, fasilitas olahraga dan jalan serta penambahan investasi swasta, penciptaan lapangan kerja pra dan saat acara, peningkatan bisnis UMKM existing dan UMKM baru di bidang barang dan jasa terkait acara.
Kemudian tidak langsung seperti pengenalan potensi dan kemajuan daerah, reputasi dan awareness pariwisata daerah, potensi investasi usaha pasca-acara dan peluang usaha dan lapangan kerja untuk memanfaatkan fasilitas yang ada seperti sektor olahraga dan pariwisata.
Ia berharap untuk mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu perencanaan menjadi kunci agar penyelenggaraan PON memberikan dampak ekonomi dan sosial langsung dan tidak langsung secara maksimal.
“Kebijakan ekonomi yang komprehensif dan memiliki prioritas jelas yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh lebih tinggi dan berkelanjutan,” katanya.
Regional CEO BSI Aceh Wachjono mengatakan kegiatan tersebut bertujuan menganalisis dan mendiskusikan lanskap perekonomian Aceh dalam rangka menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XXII yang sebentar lagi akan berlangsung di Aceh.
“Seminar ini juga secara khusus diadakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan BSI Aceh dalam menyambut PON di Aceh dan memberikan wawasan mendalam mengenai tren ekonomi terkini di Aceh serta mempersiapkan masyarakat dan pelaku usaha menghadapi berbagai peluang dan tantangan yang ada,” katanya.
Ia menambahkan lewat kegiatan tersebut untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di Aceh dan juga merupakan bentuk literasi kepada seluruh pelaku usaha di Aceh.
“Kami percaya bahwa seminar ini juga akan memberikan platform untuk kolaborasi dan ide-ide inovatif untuk meningkatkan perekonomian di Aceh,” katanya.
Seminar tersebut juga ikut menghadirkan tiga nara sumber lainnya yakni Head of BSI Institute Luqyan Tamanni, Ketua Jurusan ekonomi Pembangunan FEB USK Dr Taufiq C Dawood dan Dekan FEB UIN Ar Raniry Prof Hafas Furqani.
Baca juga: Tarung derajat uji kesiapan penanganan medis darurat jelang PON XXI