Banda Aceh (ANTARA) - Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Aceh Besar Cut Rezky Handayani meluncurkan program Sosialisasi dan Advokasi Pencegahan serta Penanganan Kekerasan untuk Anak (SAPPEUNA).
“Program SAPPEUNA bertujuan memberikan edukasi bagi para pihak mengenai pola asuh yang sehat tanpa kekerasan, serta menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak,” kata Cut Rezky Handayanii di Meuligoe Bupati Aceh Besar, Jantho, Kamis.
Ia menjelaskan lewat program tersebut dapat memberikan edukasi bagi orang tua mengenai pola asuh yang sehat tanpa kekerasan, serta bagi guru di sekolah dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak.
Ia mengatakan kasus kekerasan terhadap anak khususnya tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga dampak psikologis yang mendalam serta berisiko terhadap gangguan emosional, rendahnya kepercayaan diri, hingga trauma yang mempengaruhi kehidupan sosial dan akademis mereka.
Baca: Bunda Paud di Aceh Besar dibekali holistik integratif
Cut Rezky Handayani berharap seluruh instansi tersebut dan seluruh pemangku kepentingan dapat memberikan dukungan penuh untuk pelaksanaan program tersebut guna memberikan perlindungan kepada anak.
Ia menambahkan kegiatan yang diluncurkan tersebut merupakan salah satu program kerja prioritas Pokja Bunda PAUD Aceh Besar. Di mana mereka juga akan melakukan sosialisasi ke sekolah di bawah binaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar Bahrul Jamil mengatakan dampak dari kekerasan pada anak dapat berisiko terhadap gangguan emosional, rendahnya kepercayaan diri, hingga trauma yang mempengaruhi kehidupan sosial dan akademis.
Ia mengatakan kekerasan terhadap anak tersebut juga disebabkan oleh beberapa faktor termasuk kondisi ekonomi keluarga, tingkat stres orang tua, hingga kurangnya pengetahuan tentang pola asuh yang sehat.
Ia berharap lewat program SAPPEUNA tersebut dapat memberikan edukasi kepada orang tua dan pengasuh terhadap pentingnya mengenai pola asuh yang baik sesuai ajaran islam tanpa ada kekerasan.
Baca: Bunda PAUD: 80 persen anak diantar orang tua hari pertama sekolah