Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Besar menggalakkan program pustaka tenda sebagai upaya untuk menumbuhkan minat baca masyarakat di desa terpencil atau yang jauh dari perkotaan.
"Dalam membina dan menumbuhkan minat baca dari pada masyarakat, ada beberapa program antara lain, yang pertama pustaka keliling dan juga pustaka tenda," kata Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Besar Fazlun di Aceh Besar, Rabu.
Ia mengatakan Aceh Besar merupakan daerah yang cukup luas dengan 23 kecamatan dan memiliki 604 gampong (desa). Kabupaten ini juga masih terdapat daerah kategori terpencil, terluar dan pesisir.
Karena itu, dibutuhkan program pustaka tenda dan juga mobil pustaka keliling, sehingga dapat menjangkau daerah-daerah pelosok, sehingga terjadi pemerataan untuk menumbuhkan minat baca masyarakat.
"Jika ada daerah-daerah yang tidak bisa terjangkau dengan pustaka keliling, maka secara otomatis kami akan ada program pustaka tenda," ujarnya.
Pustaka tenda itu, kata dia, dilaksanakan dengan cara mendatangi lokasi yang sudah ditentukan yaitu daerah pesisir, pelosok dan terpencil.
Ia menjelaskan pustaka tenda tersebut biasanya dilaksanakan selama tujuh hari (sepekan) untuk satu titik kegiatan. Petugas dipastikan ikut menginap di lokasi.
Selama ini, kegiatan pustaka tenda tersebut sudah dilaksanakan di beberapa lokasi yakni di Lampanah Leungah, Pulo Aceh (pulau terluar), Lhoong, dan akan terus berlanjut ke wilayah lainnya.
Dalam pelaksanaannya, tambah dia, mereka juga berkolaborasi dengan para aparatur gampong (desa) serta petugas pengelola pustaka gampong.
Tak hanya itu saja, dinas juga ikut menghadirkan duta yakni ratu dan raja baca pada setiap kegiatan sebagai salah satu upaya memberikan semangat bagi masyarakat terutama anak-anak untuk membaca.
Fazlun menuturkan, program pustaka tenda ini menghadirkan berbagai kegiatan, pertama menyiapkan meja-meja sebagai fasilitas membaca masyarakat setempat terkhusus anak-anak dan remaja.
Hari selanjutnya, petugas akan memanggil kembali masyarakat yang sudah membaca hari sebelumnya untuk kemudian diberikan pertanyaan atau review hasil bacaan masing-masing.
Lalu, juga dilaksanakan berbagai perlombaan hingga pemberian doorprize. Saat jam malam, juga diisi dengan menonton film-film sejarah yang bernilai edukasi.
"Sehingga pesan edukasi literasi nya benar-benar mudah diterima masyarakat. Pola ini untuk memotivasi agar mereka mau membaca," ujarnya.
Dirinya menegaskan, inovasi program yang dilaksanakan tersebut hanya untuk berusaha menumbuhkan minat baca masyarakat. Minimal sekali mereka mau melihat buku dulu, sampai akhirnya nanti mau membacanya.
"Paling tidak kalau pertama sekali mereka bisa melihat-melihat buku dulu, baca judulnya pada setiap kegiatan kita. Akhirnya nanti pasti tertarik, dan akan membaca isi dalamnya," demikian Fazlun.