Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh mengimbau nelayan waspada terhadap potensi gelombang tinggi sedang (1,25–2,5 meter) di perairan Aceh hingga Minggu (5/1) mendatang.
"Tinggi gelombang tersebut berisiko terhadap keselamatan pelayaran nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter," kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) BMKG Aceh, Khairul Akbar, di Banda Aceh, Kamis.
Khairul mengatakan, gelombang sedang tersebut berpotensi terjadi di perairan Sabang–Banda Aceh, Aceh Besar–Meulaboh, Aceh Barat Daya–Simeulue, Aceh Singkil–Pulau Banyak, dan perairan Selatan Simeulue.
Kata dia, terdapat sejumlah faktor meteorologi yang memicu tinggi gelombang di perairan Aceh, yaitu adanya belokan angin (shearline) dan konvergensi di wilayah Aceh menjadi salah satu pemicu utama.
"Selain itu, suhu muka laut yang hangat di perairan utara Aceh memicu anomali yang meningkatkan potensi penguapan dan penambahan massa uap air," ujarnya.
Selain kepada nelayan, dia juga mengingatkan bahwa kapal tongkang terancam bahaya jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter.
Sementara itu, berdasarkan informasi dari laman maritim.bmkg.go.id, area perairan dengan gelombang tinggi (2,5–4,0 meter) berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara dan Samudera Hindia Selatan Banten hingga Jawa Timur.
Adapun pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari barat laut–timur laut dengan kecepatan angin berkisar 8–25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari barat daya–barat laut dengan kecepatan angin berkisar 6–25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di laut Natuna Utara, Samudera Hindia selatan Jawa, Samudera Pasifik utara Papua dan Laut Arafuru bagian timur," demikian Khairul Akbar.