Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe membantu program klaster cabai merah seluas lima hektare di Kampung Pondok Balik, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
"Bantuan ini merupakan bagian dari program bantuan sosial yang ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe Yufrizal, di Takengon, Rabu.
Ia menjelaskan bantuan tersebut meliputi bibit, sarana produksi, traktor tangan, hingga bak penampungan air yang akan dikelola oleh Kelompok Tani Sumber Berkah.
"Bank Indonesia memiliki peran untuk menjaga stabilitas inflasi dan cabai merupakan salah satu komoditas yang mendongkrak inflasi, sehingga perlu menjadi perhatian pemerintah daerah dan masyarakat terutama petani," katanya pula.
Menurut dia, pengembangan klaster cabai merah itu akan didamping oleh tim ahli dengan mengacu pada good agriculture practise sehingga dapat menghasilkan produk yang baik, tidak hanya kuantitas tapi juga kualitas dan daya tahan yang baik.
Bupati Aceh Tengah Nasaruddin yang turut melakukan penanaman perdana mengatakan dukungan Bank Indonesia sangat membantu masyarakat memang selama ini menggeluti tanaman cabai.
Nasaruddin mengatakan kesulitan yang dialami petani selama ini masih ada penyakit yang menyerang tanaman cabai dan harga yang cenderung tidak stabil, sehingga petani juga tidak dapat konsisten berusaha untuk menanam cabai.
"Kendala selama ini memang disadari masih ada penyakit sejenis virus yang menyerang tanaman cabai dan kondisi tidak stabil harga, sehingga petani tidak semangat menanam cabai," kata Nasaruddin.
Ia juga meminta Dinas Pertanian Aceh Tengah untuk terus memberikan pendampingan kepada petani dalam menangani penyakit yang menyerang tanaman cabai.
Ketua Kelompok Tani Sumber Berkah Edy Priyanto mengatakan pihaknya akan berupaya mengelola bantuan yang diberikan dengan seoptimal mungkin, sehingga dapat berlanjut dan bermanfaat bagi seluruh anggota kelompok.
"Kami akan berusaha dengan baik dan tidak hanya berhenti di sini, kami ingin buka toko pertanian sendiri bahkan jika mungkin akan membeli truk angkutan sendiri untuk memasarkan hasil pertanian kami," demikian Edy.