Blangpidie (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Aceh Barat Daya (Abdya) Hendri Yadi mengumumkan hasil pengambilan ubinan panen padi musim tanam (MT) Rendengan di beberapa desa di daerah sentral pertanian tersebut.
"Kegiatan ini kami lakukan bersama Badan Pusat Statistik (BPS) dan petugas dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Distanpan) dalam dua hari terakhir," katanya di Blangpidie, Senin.
Kata dia, seperti di Desa Pawoh dan Desa Pante Pirak, Kecamatan Susoh, yang termasuk dalam Kerangka Sample Area (KSA), dengan hasil ubinan rata-rata mencapai 8,9 ton per hektare.
"Hasil ini cukup menggembirakan dan menunjukkan potensi produktivitas yang tinggi," kata Hendri Yadi.
Sebaliknya, di lahan tadah hujan di Desa Blang Padang, Kecamatan Tangan-Tangan hasil ubinan yang dilakukan bersama BPS mencapai 6,5 ton per hektare.
"Meskipun hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan lahan irigasi, hasil ini tetap menunjukkan produktivitas yang baik," ujarnya.
Hendri Yadi menegaskan bahwa harapan tahun ini adalah peningkatan produktivitas padi di Abdya, terutama di setiap sampel KSA yang sudah ditetapkan oleh BPS.
"Hasil ubinan ini masih sementara, namun kami optimis akan ada peningkatan produktivitas secara keseluruhan," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan bagi para petani untuk terus meningkatkan produksi dan kualitas padi di wilayah tersebut.
"Kami berharap hasil ini dapat menjadi motivasi bagi para petani untuk terus berinovasi dan mengadopsi praktik pertanian yang lebih baik," katanya.
Dengan dukungan pemerintah dan semangat para petani, Kabupaten Abdya diharapkan dapat mencapai ketahanan pangan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Ia juga mengungkapkan pentingnya peran BPS dalam menentukan kerangka sampel area yang akurat sehingga hasil yang diperoleh dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan pertanian.
"Kerjasama dengan BPS sangat vital untuk memastikan bahwa data yang kami gunakan valid dan dapat dipercaya," ujarnya.
Selain itu, Hendri juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut mendukung upaya peningkatan produktivitas pertanian agar Abdya sebagai sentral pertanian di Aceh bertahan sepanjang masa.
"Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan, baik dalam menjaga kualitas lahan pertanian maupun dalam mengadopsi teknologi pertanian yang lebih modern dan efisien," ujarnya.