"Tentu ini menjadi kebanggaan bagi kita bahwa ada rute baru yang kita luncurkan tepat pada perayaan Harhubnas, sekaligus menjadi bukti bakti insan transportasi untuk negeri," kata T Faisal.
Sebagai informasi, Bus Trans Koetaradja pertama beroperasi sejak 2016 dan terus mengalami penambahan, pada awal hanya sebanyak 25 unit, dan saat ini telah mencapai 59 unit bus.
Untuk jumlah halte permanen di 2016 sebanyak 16 unit, kini berjumlah 94 unit. Tahun 2016 rute yang dilayani hanya satu rute, saat ini sudah menjadi 14 rute. Kemudian, panjang jalan yang dilalui pada 2016 sepanjang 12,6 Km, sekarang mencapai 184,4 km dalam wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar.
Di sisi lain, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M Nasir menegaskan pentingnya memperkuat konektivitas antar wilayah di Aceh, baik darat maupun laut yang memerlukan terobosan besar.
Baca: Rektor: Digitalisasi transportasi publik dukung masyarakat kampus
Ia mencontohkan, seperti akses jalan ke Muara Situlen Kabupaten Aceh Tenggara yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu satu jam dari Kota Subulussalam, tetapi masih harus memutar melalui Sumatera Utara hingga memakan waktu tujuh jam.
“Alhamdulillah, saya dengar sudah ada sinyal positif dari Kementerian PU untuk membuka akses ini (Subulussalam - Aceh Tenggara)," katanya.
Kemudian, akses dari Kota Banda Aceh ke Aceh Singkil membutuhkan waktu 16 jam, begitu juga ke kepulauan Simeulue. Maka, diharapkan momentum ini harus dimanfaatkan untuk membangun konektivitas wilayah.
"Maka, momentum Harhubnas ini harus kita manfaatkan untuk membangun konektivitas yang lebih mudah, murah, dan cepat,” demikian M Nasir.
