Kutacane (ANTARA Aceh) - Sejumlah warga mengaku kesulitan menemukan pangkalan elpiji/LPG bersubsidi tiga kilogram atau dikenal dengan sebutan gas melon, dan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang tertera di Kabupaten Aceh Tenggara.
Pantauan sejumlah ruas jalan yang dilalui di Aceh Tenggara, Senin, menyebutkan, tidak ditemukan tulisan nama pangkalan dan HET LPG bersubsidi yang diperoleh masyarakat setempat.
Jalan yang dilalui yakni lintas Medan-Kutacane seperti Kecamatan Bukit Tusam, lalu jalan lintas Kutacane-Blangkejeren di Kecamatan Badar, dan pusat kota di Kecamatan Babussalam.
"Selama ini, memang tidak ada. Dan kami pun tak tahu mengenai mana yang bernama pangkalan itu, maupun HET," kata Ebina Beruh (31), penduduk di Kutacane.
Menurutnya, masyarakat di daerah tersebut selama ini cuma mendapatkan gas elpiji bersubsidi tiga kilogram di tingkat pedangang pengecer dengan harga berkisar antara Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per tabung.
Pihaknya menuturkan, pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat atau PT Pertamina (Persero), tidak terasa di tengah masyarakat yang membutuhkan barang bersubsidi ini.
Seperti diketahui, harga jual gas disubsidi oleh pemerintah terhadap gas melon tiga di Aceh Tenggara menembus Rp28.000 per tabung dari sebelumnya Rp25.000 per tabung seperti di wilayah Kutacane, ibu kota kabupaten.
"Kalau pupuk bersubsidi, kami tahu tempat jualnya. Tapi kalu pangkalan LPG subsidi, baru ini kami tahu," ujar Dasimah (45), warga Bukit Tusam.
Data Pertamina MOR I Wilayah Aceh mengaku, ketahanan suplai dan stok LPG di Aceh ditunjang dengan keberadaan 65 agen dan 2.416 pangkalan.
Rudi Ariffianto, Pimpinan Unit Komunikasi Pertamina MOR I mengimbau, bagi warga yang berhak mendapatkan LPG bersubsidi untuk dapat membeli langsung di pangkalan, agar harga sesuai dengan HET ditetapkan pemerintah.
PT Pertamina (Persero) pekan lalu menyebut, indikasi kelangkaan elpiji tiga kilogram disebabkan adanya kepanikan dari masyarakat salah satunya terkait rencana distribusi tertutup gas bersubsidi tersebut pada tahun 2018.
"Rencana untuk distribusi tertutup itu, pemerintah sudah menggemborkan untuk tahun 2018. Jadi sempat memancing konsumen masyarakat agak panik sehingga stok tabung kosong yang ada di dapur dikeluarkan semua," kata Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar.