Banda Aceh (ANTARA) - Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah memaparkan langkah cepat Polri dalam menangani bencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang kepada Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
"Polri sejak awal langsung mengambil langkah cepat dan terukur untuk membantu masyarakat terdampak banjir, terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar," kata Marzuki Ali Basyah di Aceh Tamiang, Senin.
Sebelumnya, jenderal polisi bintang dua itu menyambut kunjungan kerja Mendagri Tito Karnavian di Kabupaten Aceh Tamiang.
Kunjungan tersebut untuk meninjau langsung kondisi pasca banjir sekaligus mendengar pemaparan terkait upaya penanggulangan yang telah dan sedang dilakukan di lapangan.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Aceh menjelaskan Polri bergerak cepat dan terukur sejak awal bencana untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak dapat terpenuhi.
Ia menyebutkan, di antara langkah konkret yang dilakukan adalah mendirikan dapur makan siap saji di wilayah Pangkalan Susu, yang setiap hari mendistribusikan makanan kepada masyarakat terdampak.
"Melalui dapur makan siap saji ini, kami mendistribusikan makanan dua kali sehari. Pada tahap awal, kami menyiapkan 500 porsi per hari, kemudian meningkat menjadi 1.000 porsi, dan ditargetkan mencapai 3.000 porsi per hari," kata Marzuki Ali Basyah.
Selain pemenuhan kebutuhan pangan, Kapolda Aceh menambahkan Polri juga menyiapkan fasilitas penunjang kebutuhan air bersih melalui pembangunan sumur bor di sejumlah titik strategis.
"Sumur bor ini diperuntukkan bagi masjid, puskesmas, pesantren, dan permukiman warga. Seluruhnya dilengkapi tandon air, genset, serta mesin pendukung lainnya sehingga dapat langsung digunakan," katanya.
Menurut Marzuki Ali Basyah, hingga saat ini telah terpasang 36 titik fasilitas air bersih di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, dan jumlah tersebut direncanakan terus bertambah.
"Hari ini, kami targetkan penambahan enam titik lagi, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat dapat segera terpenuhi. Di samping itu, Polri juga melakukan pembersihan jalan-jalan yang masih tergenang air dengan menggunakan alat semprot bertekanan tinggi," katanya.
Kapolda menyebutkan ada sebanyak 40 unit alat semprot bertekanan tinggi digunakan membersihkan jalan. Alat tersebut mirip dengan peralatan pemadam kebakaran untuk mempercepat pembersihan jalan dan fasilitas umum.
Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian menegaskan langkah relokasi menjadi perhatian utama bagi masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan berat atau hilang akibat banjir.
"Bagi rumah yang rusak berat atau hilang, relokasi menjadi solusi utama. Sedangkan untuk rumah dengan kategori rusak ringan dan sedang, pemerintah akan memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai agar masyarakat dapat membersihkan dan memperbaiki rumahnya," katanya.
Mendagri juga mengajak seluruh kepala daerah dan masyarakat Indonesia untuk turut menunjukkan solidaritas kepada para korban banjir. Penanganan bencana difokuskan di Kabupaten Aceh Tamiang sebagai wilayah terdampak paling parah.
"Kabupaten Aceh Tamiang menjadi prioritas penanganan, dan pemerintah merencanakan pembangunan sekitar 500 unit rumah bagi masyarakat terdampak banjir di daerah ini," kata Tito Karnavian.
Dalam kunjungan tersebut, Mendagri turut menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa pakaian, selimut, sarung, serta kebutuhan makanan khusus bagi perempuan dan anak-anak.
