"Material ada kayaknya. Ni gunung pada berkabut seperti debu," ucap Arwin (35), saat perjalanan menuju Blangkejeren, Gayo Lues melalui telepon seluler dari Kutacane, Aceh Tenggara, Senin.
Akibat debu vulkanik Gunung Sinabung itu, lanjutnya, perjalanan yang ditempuh dalam tiga jam dengan melintasi wilayah perbukitan antar dua kabupaten di Aceh, membuat pihaknya berhati-hati dan terus meningkatan kewaspadaan.
Jarak antara Kutacane, ibu kota Aceh Tenggara ke Blangkejeren, ibu kota Gayo Lues sekitar 105 kilometer dengan ketinggian wilayah Gayo Lues berkisar antara 1.000 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut.
"Kalau di sini (Gayo Lues), jarak pandang normal. Hanya saja, gunung (bukit) yang berkabut tebal," ujar
Ariga (31), penduduk di Blangkejeren mengatakan, cuaca terlihat normal seperti hari biasa terutama di darat, tetapi tidak di bagian atas wilayah perbukitan.
Seperti diketahui, Gayo Lues yang dijuluki Negeri Seribu Bukit, sebagian besar daerah ini merupakan areal Taman Nasional Gunung Leuser dan telah dicanangkan sebagai warisan dunia.
Gayo Lues berada di dataran tinggi, kabupaten ini terkenal yang paling terisolasi di Aceh. Daerah ini merupakan asal Tari Saman, dan Desember 2012 telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tidak benda oleh UNESCO di Bali.
"Cuma memang gunung yang agak aneh, terutama ketika kita melihat wilayah bukit," tuturnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyatakan, debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung telah menyebar hingga beberapa wilayah di Aceh terbawa angin.
"Abu vulkanik Gunung Sinabung menyebar ke beberapa kabupaten/kota di Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Aceh, Zakaria.
Ia menjelaskan, material yang dibawa dari erupsi gunung berada di Kabupaten Tanah Karo, Provinsi Sumatera Utara tersebut telah mengarah ke bagian Tengah, dan Barat-Selatan di provinsi paling ujung Utara di Sumatera.
Wilayah terdekat dari Tanah Karo seperti Aceh Tenggara, Gayo Lues, Subulussalam, Aceh Selatan, dan beberapa daerah lainnya dipastikan terdampak debu vulkanik.
Di saat letusan pertama kali terjadi sekitar pukul 08.53 WIB, Gunung Sinabung juga sempat mengalami beberapa erupsi susulan meski frekuensi lebih rendah.
"Material dan debu vulkanik dibawa angin ke sejumlah wilayah di Aceh, dibanding ke Sumatera Utara. Seperti Kecamatan Babulrahmah, Lawe Sigala-gala, dan Lawe Bulan di Aceh Tenggara," terang dia.