Saat ditemui wartawan di kebun kelapa sawit miliknya di Kawasan Surin, Desa Lama Tuha, Kecamatan Babahrot, Sabtu, Muazam tampak asyik memeriksa tanaman sawitnya yang luasnya mencapai 200 hektar.
Dengan mengunakan sepeda motor, mantan Asisten Pemkab Abdya itu terlihat sibuk mondar mandir mengelilingi lahan kebunnya yang berjarak sekitar 40 kilometer ke arah barat dari kota Blangpidie, (ibukota kabupaten Abdya).
Muazam sangat rajin mencermati buah kelapa sawit, baik yang berukuran kecil maupun yang berukuran besar, termasuk memeriksa pohon sawit berumur 5-7 tahun, dan perkembangan Tandan Buah Segar (TBS) setelah dilakukan pemupukan.
Ada sekitar 40 pekerja yang sebahagian besar berasal dari Medan provinsi Sumatera Utara sibuk beraktivitas sesuai tugasnya masing-masing dikebun milik Muazam tersebut.
Ada yang membersih gulma, tunas pelepah tanaman, ada yang pemupukan, dan ada juga yang memanen TBS lalu di angkut ke jalan produksi dengan mengunakan roda empat jenis mobil taff badak yang telah dimodifikasi untuk pengangkutan buah sawit.
Setelah TBS tertumpuk banyak diatas badan jalan, kemudian datang sebuah mobil truck berwarna kuning, lalu pekerja secara bersama-sama memasukkan buah sawit tersebut ke dalam mobil itu untuk selanjutnya dijual ke pabrik kelapa sawit diluar Kabupaten Abdya.
Saat ditanya wartawan alasan memutuskan pensiun dini dari PNS pada tahun 2015 lalu dan beralih menjadi petani kelapa sawit, Mantan Aparatur Sipil Negera (ASN) dengan pangkat terakhir golongan IV/B, Pembina Tk 1 tersebut mengatakan bahwa dirinya ingin memberi contoh kepada para petani dipedesaan.
"Awalnya saya mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Berhubung belum berhasil dalam pilkada lalu saya fokus menjadi petani sawit," katanya mengawali pembicaraan dengan wartawan.
Alasan bapak dua anak ini memilih tanaman kelapa sawit karena memiliki tanah luas yang dibeli pada masyarakat pada tahun 2010 lalu sumber dana kredik pada perbankan semasa dirinya masih aktif sebagai aparatur sipil negara.
Selain dapat memberi contoh kepada masyarakat tani sekitar, tanaman kelapa sawit ini relatif kuat terhadap hama penyakit, dan perawataannya pun tidak begitu sulit asalkan memahami tentang tatacara membasmi hamanya dan pemupukan sehingga bisa menghasilkan TBS yang lebat, besar, dan berat.
Menurut Muazam, ada dua lokasi kebun kelapa sawit miliknya yang saat ini sudah berproduksi. Selain dikawasan Surin, Desa Lama Tuha seluas 170 hektar, ada juga kebun sawit miliknya di Desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot seluas 30 hektar.
"Alhamdulillah, walaupun tanaman sawit ini masih berumur muda, namun, dari satu hektar bisa menghasilkan 2 ton setiap panen dua minggu sekali, dan bila kita kalikan 200 hektar, maka hasil produksinya mencapai 400 ton tiap 15 hari, atau 800 ton/bulan," ungkapnya
Muazam mengaku tidak menerapkan sistim jadwal panen dua Minggu sekali itu karena terkendala saat panen. Ia lebih memilih panen setiap hari secara bergiliran yang telah ditentukan secara dipetak-petak seluas 10 hektar.
"Kebun saya ini tiap hari produksi, rata-rata setiap hari 15 sampai 20 ton. Harga TBS dipabrik saat ini berkisar Rp. 1.600/kilogram," ungkap Muazam yang juga mantan Direktur Rumah Sakit Umum Teuku Peukan kabupaten Abdya itu.
Bila dikalikan dengan harga TBS yang ditentukan pabrik tersebut, Muazam mengaku bisa mendapatkan pemasukan sebesar Rp. 24 juta/hari atau sekitar Rp. 600 juta/bulan setelah potong upah perkerja.
Meskipun penghasilan yang diperoleh begitu besar, namun, sosok petani sukses itu tidak memiliki sifat angkuh apalagi sombong. Ia bersama dengan pekerja juga sering menginap digubuk kebunnya yang beralasan tikar seadanya.
"Saya sangat bahagia menikmati hidup sebagai petani. Saya bisa memberi pekerjaan kepada warga pengangguran. Petani yang tidak memahami cara budidaya sawit saya ajarkan. Warga yang memiliki lahan bibit sawitnya saya berikan," ujarnya
Saat ditanya ke ikut sertaannya dalam pemilu akan datang, Muazam mengaku memiliki niat dan keinginan untuk maju sebagai anggota legeslatif pada pemiliham umum 2019.
"Insyaallah kalau ada umur panjang, ada dukungan dari masyarakat Aceh saya ikut mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI melalui partai Berkarya," tutup Muazam.