Pantau wartawan di sekitar lokasi yang berjarak 40 Km dari jalan nasional Banda Aceh-Medan (Sumut), Rabu, warga yang berada di radius 200 meter harus mengungsi, karena dikhawatirkan akan terjadi semburan api lainnya.
Meskipun seluruh mobil pemadam kebakaran sudah dikerahkan ke lokasi, namun semburan api dari sumur minyak yang tingginya sekitar 70 meter itu tidak bisa dipadamkan.
Petugas pemadam hanya menyiram bekas rumah warga yang ludes terbakar, yakni ada dua unit.
Baca juga: Pengeboran minyak terbakar, delapan orang meninggal dunia
Humas Pertamina EP Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Pandi menyatakan, sumur minyak yang menyeburkan api tersebut tidak mungkin ditutup, karena selain minyak juga ada gas.
"Kalau sumur tersebut dipaksa ditutup, dikhawatirkan akan keluar dari sumur lainnya, karena di sekitarnya masih ada sumur minyak yang tidak terbakar," katanya.
Dikatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah daerah Aceh Timur agar semburan api tersebut dibiarkan sampai padam sendiri, setelah minyak dan gasnya habis.
Oleh karenanya, warga yang berada di radius 200 meter dari sumur tersebut harus mengungsi, katanya.
Di sekitar sumur yang meledak tersebut terdapat banyak rumah penduduk, karena memang sumur minyak terdapat di lahan milik warga.
Akibat ledakan tersebut menewaskan 15 orang dan 40 orang lainnya mengalami luka kritis.
Baca juga: Korban kebakaran sumur minyak teridentifikasi
Para korban luka-luka dilarikan dan dirawat di RSUD Sultan Abdul Azis Syah Peureulak dan RSUD Dr Zubir Mahmud Aceh Timur di Idi dan sebagian ada yang dirujuk ke Banda Aceh dan Medan, Sumut..
Korban meninggal dunia teridentifikasi, yakni Nazarulah, Afrizal, Era, Siti Hafsah, Mak Wen, Nini, Rizka, Ery, Sudaryono, Putra Zubir, M. Rafi, Siti Rahay dan Edi Saputra. Keseluruhan warga Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.
Korban luka-luka serius di antaranya Efendi Hamid (50), Adnan Saputra (30), Irnawan (34), Agussalim (26), Ishak (48), Burhanuddin (38), Suheri (31), Safriadi (25), Haikal Fikri (15), Jumadi Amin (40), Junadi (31), dan Dedi Saputra (25), kesemuanya warga Kabupaten Aceh Timur.
Menurut saksi, kebakaran berawal ketika salah satu sumur minyak sedang dilakukan penyulingan minyak secara tradisional dengan kedalaman 100 meter, tiba-tiba terdengar ledakan keras dan mengeluarkan semburan minyak yang membumbung tinggi diatas 70 meter.
Baca juga: Korban meninggal sumur minyak bertambah jadi 15 orang
Melihat minyak berhamburan dan mengalir keselokan lalu puluhan warga di sekitar lokasi mengumpulkan minyak tersebut, bahkan sebagian kalangan ibu-ibu membersihkan percikan minyak yang menempel di dinding rumah dan halaman rumah.
Tak lama kemudian tiba-tiba muncul api dan spontan menyambar seluruh percikan minyak yang telah membasahi tanah dan rumah. Warga yang sedang mengumpulkan minyak terperangkap dalam kobaran api. Bahkan dua rumah penduduk di sekitar lokasi juga ikut terbakar.