Sabang (Antaranews Aceh) - Kota Sabang di Provinsi Aceh terkenal dengan keindahan pesona bahari, dari semua tepi jalan raya terhampar pemandangan laut lepas, mengelilingi kota.
Andalan obyek wisata setempat adalah keindahan bawah laut untuk penyelaman berupa terumbu karang, biota laut, bahkan juga bangkai kapal Sophie Rickmers yang karam dan menjadi tempat tinggal biota laut.
Secara geografis Kota Sabang dengan luas wilayah 12.213,96 hektare, terdiri atas lima pulau, yakni Pulau Weh, Klah, Rubiah, Seulako dan Pulau Rondo. Di sebelah utara wilayahnya berbatasan dengan Selat Malaka, di selatan berbatasan Laut Andaman, di timur terletak Selat Malaka dan bagian barat berbatasan Laut Andaman.
Keindahan alamnya telah membuat Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pariwisata pada tahun 2017 menetapkan Kota Sabang sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasinal (KSPN).
Pasca- penetapan itu, pemerintah daerah pun terus membumikan pengembangan industri pariwista demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Tingkat kunjungan wisatawan domestik maupun internasional pun terus meningkat.
"Syukur Alhamdulillah kunjungan wistawan terus meningkat. Pada tahun 2016 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sabang 734,961 orang dan tahun 2017, 739, tercatat sebanyak 256 orang,? kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispadbud) Kota Sabang Faisal di Sabang, Sabtu, (15/9).
Faisal memerinci wisatawan nusantara yang berlibur ke Sabang pada tahun 2016 sebanyak 724,923 sedangkan wisawatan mancanegara 10.038 orang. Kemudian pada tahun 2017 jumlahnya meningkay menjadi 736,275 wisatawan nusantara dan 2,981 orang wisatawan mancanegara.
" Pemerintah Kota Sabang berkomitmen terus mengkampanyekan industri wisata terumata destinasi wisata bahari agar ekonmi masyarakt tersu m embaik," kata Faisal.
Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke KSPN, pemerintah daerah bersama pemerintah pusat pun bergandengan tangan menggelar pelbagai kegiatan bahari di kawasan tersebut demi menarik minat wisatawan domestik maupun internasional.
Sabang juga menjadi tuan rumah atraksi budaya bahari yaitu Sail Sabang yang berlangsung sejak 28 November sampai 5 Desember 2017 dengan mengangkat tema "Menuju Sabang Gerbang Destinasi Wisata Bahari Dunia" dan acara puncak, 2 Desember 2017 yang dibuka oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Pelabuhan CT-3 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS).
Wakil Presiden Jusuf Kalla waktu itu mengatakan, kepulauan paling ujung barat Indonesia merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk beragam atau plural dan lebih terbuka terhadap wisatawan asing.
"Sabang ini penduduk plural dan daerah plural, terima tamu lebih terbuka," kata Jusuf Kalla pada pembukaan puncak Sail Sabang.
Keramahan saat melayani wisatawan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke KSPN.
Jika suata daerah kurang ramah terhadap para wisatawan , maka dengan sendirinya pertumbuhan industri pariwisata pun bergerak lamban, namun jika masyarakatnya ramah dan inovatif pengembangan pariwisata akan berjalan lebih pesat.
Laut di sekitar kepulauan paling ujung barat Indonesia tersebut sangat bagus untuk dikunjungan para wisatawan mancenegara dengan menggunakan kapal pesiar maupun kapal layar.
Puncak Sail Sabang 2017 difokuskan pada tiga titik, yakni Teluk Sabang atau Pelabuhan CT-3 BPKS, Sabang Fair, dan Tugu Kilometer Nol Indonesia.
Kegiatan tersebut diikuti oleh Kapal KRI Bima Suci dan KRI Dewa Ruci serta sejumlah kapal perang RI (KRI) TNI AL, satu kapal penelitian "Baruna Jaya" milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan sejumlah kapal layar dari pelbagai negara.
"Alhamdulillah Sail Sabang ini memberikan dampak positif terhadap promosi pariwisata Sabang dan seiring waktu kunjungan wisatawan terus meningkat," ujar Kepada Disparbud Kota Sabang.
Sail Indonesia pernah diadakan di Morotai, Maluku Utara pada 2012, Komodo, Nusa Tenggara Timur pada 2013, Raja Ampat, Papua Barat pada 2014, dan Sail Tomini, Sulawesi Tengah pada Oktober 2015
Tahun ini "Sail Moyo Tambora 2018" yang dipusatkan di Badas, Kabupaten Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat mulai tanggal 9 sampai 23 September.
puluhan tempat penyelaman
Di ujung barat Indonesia itu terdapat sekitar 20 lokasi penyelaman yang memiliki pesona dan sudah sering dikunjungi oleh pecinta wisata dan olahraga selam.
Lokasi menyelam tersebut meliputi, tempat bangkai kapal Jerman (Sophie Rickmers), Batee Dua Gapang, Batee Meuroron, Batee Meuduro, Batee Tokong, Batee Gla, Rubiah Utara, Rubiah Seagarden, Pante Peunateung, Pante Seuke, Pante Ideu, Long Angen atau Pantee Gua, Limbo Gapang, Arus Balee, Seulako Drift.
Tempat penyelaman menarik lainnya adalah di Sumur Tiga, Anoi Itam, Wreck Tugboat, Pulau Rondo, dan mobil karang.
"Semua titik penyelaman (sport diving) ini sudah dikunjungi oleh para penyelam lokal maupun wisatawan asing,," kata Wakil Ketua DPRK Sabang Ferdiansyah.
" Destinasi yang utama kita jual di wilayah ini adalah bahari, selanjutnya, budaya dan sejarah,? sambung Sarjana Kelautan Universitas Syiah Kuala itu.
Saban hari obyek wisata bahari di kepulauan tersebut tidak pernah sepi dari pengunjung.
Salah seorang penyedia jasa penyelaman, Muslim di Iboih, Sukakarya, Sabang mengaku, sudah sangat sering memandu wisatawan Eropa dan Asia.
" Wisatawannya ada dari Malaysia, Australia, Swiss, Jerman, Portugal, Spanyol, Amerika, dan beberapa negara lainnya yang khusus datang ke Sabang untuk menikmati keindahan pantai Pulau Weh dan menyelam," kata pemandu penyelam itu.
Pihaknya tidak hanya menyediakan semua perlengkapan menyelam, namun bagi pemula yang bisa dilatih sampai mengantogi sertifikat penyelaman.
"Kita juga bisa membimbing pemula sampai mengantogi sertifikat diving dengan standar kelas Internasional," kata pengelola scuba diving di Iboih, Sabang.
Dia berharap, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat serius mengelola industri pariwisata di pulau tersebut secara profesional.
"Wisatawan dipastikan akan kembali berkunjung jika ia memperoleh kenyaman, keamanan dan kepuasan. Untuk mewujudkan ini semua pemerintah harus merangkul semua pelaku usaha pariwisata untuk mengsingkronisasikan semua bentuk pengembagan pariwisata agar searah dan sejalan," ujar pelaku usaha penyelaman itu.
Ujung negeri "surga" bagi penyalam
Minggu, 16 September 2018 15:31 WIB