Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyatakan gajah jantan liar yang ditemukan mati pada 27 Desember lalu diduga karena infeksi.
"Diagnosa awal penyebab kematian hasil nekropsi tim dokter karena infeksi sekunder dari luka diderita, baik luka terbuka maupun fraktur di kaki belakang kiri," ungkap Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo.
Menurut Sapto Aji, kepastian penyebab kematian akan didapat dari hasil uji laboratorium forensik terhadap sampel organ dalam dan sisa makan di limpa, usus, dan paru dari bangkai gajah tersebut.
"Gajah yang ditemukan mati ini pernah diobati tim dokter BKSDA Aceh dan FKH Unsyiah karena menderita luka di selakangan dan bawah ekor akibat perkelahian dengan gajah liar lain," sebut Sapto Aji.
Sebelumnya, seekor gajah jantan liar ditemukan mati di kawasan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, pada 27 Desember 2018 sekitar pukul 17.30 WIB.?
Gajah jantan liar itu diberi nama si Bongkok karena sebelumnya pernah diobati tim dokter BKSDA Aceh dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Sapto Aji menyebutkan, si Bongkok diperkirakan mati sudah lebih dari 15 hari dengan kondisi gading hilang sama sekali tanpa sisa. Dan ini meralat informasi sebelumnya yang disampaikan bahwa gading hilang karena dipatahkan.
Menyangkut tidak ada lagi gading gajah tersebut, Sapto Aji mengatakan pengambilan gading seperti ini hanya mungkin dilakukan terhadap bangkai gajah yang sudah membusuk.
"Hanya dengan menggoyang dan menarik dari tengkorak, gading bisa terlepas. Diduga ini dilakukan orang yang melintas dekat bangkai gajah," kata Sapto Aji.
Mengenai lokasi bangkai si Bongkok, Sapto Aji meralat informasi sebelumnya. Sebelumnya disebutkan lokasi gajah mati tersebut di Desa Pantan Lah, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Bener Meriah.
Namun, setelah dicek kembali ternyata lokasi berada di Desa Pantee Peusangan, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Lokasi ini masuk wilayah hukum Kepolisian Resos (Polres) Bireuen.
"Kami telah berkoordinasi dengan Polres Bireuen dan Polres Bener Meriah untuk menindaklanjuti kematian dan hilangnya gading gajah jantan tersebut," demikian Sapto Aji Prabowo.