Padang, (ANTARA) - Enam petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia pasca-pemilu legislatif dan presiden 2019 di Sumatera Barat.
Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit di Padang, Sabtu keenam petugas tersebut meninggal diduga karena faktor kelelahan yang menjadi pemicu penyebab meninggalnya petugas tersebut.
"Selain itu kami juga mencatat sebanyak 108 orang saat ini mengalami sakit," kata dia.
Ia merincikan keenam petugas KPPS yang meninggal adalah Irianto (57) yang meninggal pada 1 Mei 2019 di Kabupaten Padang Pariaman, kedua Doni meninggal pada 2 Mei 2019 di RSUD Parit Malintang.
Ketiga, Andesal yang meninggal pada 26 April 2019 di Desa Aja Gadang Pasaman. Keempat Ari Akbar (25) meninggal setelah mengalami demam dan nyeri di dada pada 28 April 2019 di Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam.
Setelah itu Nurhatika (20) yang meninggal pada 22 April 2019 yang mengeluhkan sakit perut di Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman.
Kemudian Yaldianto (43) di Nagari Kayu Jao Kecamatan Guning Talang yang meninggal dunia karena mengalami gastritis dan hemiparese sinitra)
"Kemarin baru empat yang meninggal dan sekarang bertambah jadi enam orang," katanya.
Ia mengatakan keenam petugas memiliki penyakit dan ditambah dengan beban pekerjaan yang berat serta stres sehingga membuat kondisi mereka menurun.
Ia telah berkoordinasi dengan KPU Sumbar terkait enam orang ini dan KPU menyatakan akan memberikan santunan kepada pihak keluarga sebesar Rp36 juta bagi yang meninggal dunia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemprov Sumbar menurunkan tenaga kesehatan dalam proses Rekapitulasi Suara oleh KPU Sumbar di Hotel Pangeran Beach.
"Kita berharap tidak ada lagi korban yang meninggal dunia dan diharapkan dengan adanya fasilitas kesehatan di lokasi ini hendaknya dapat mencegah jatuhnya korban lebih banyak lagi," katanya.
Enam petugas KPPS meninggal di Sumbar pasca-pemilu
Sabtu, 11 Mei 2019 16:31 WIB