Jakarta (ANTARA) - Wafatnya Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), adalah kehilangan besar bagi suami dan dua anak yang setia mendampinginya saat menjalani perawatan di Singapura akibat kanker darah.
Raut duka mendalam tercermin dalam ekspresi SBY dan dua anaknya saat pertama kali angkat bicara selepas kepergian sang istri.
Dalam buku biografi Ani Yudhoyono berjudul "Kepak Sayap Putri Prajurit" yang ditulis Alberthiene Endah, seperti dikutip Minggu, SBY turut menuturkan cerita tentang istri tercintanya. Ani adalah pendamping, pendukung dan cahaya hidupnya.
Ketika baru dinobatkan menjadi presiden, hal pertama yang dilakukan SBY adalah mempersiapkan keluarga, termasuk istrinya yang bakal jadi Ibu Negara.
Namun Ani tidak sulit beradaptasi karena pada dasarnya ia sering terlibat dalam aktivitas masyarakat dan organisasi.
Sebagai rekan yang selalu kompak, SBY dan Ani bekerjasama untuk terus sejalan dalam mengerjakan tugas sebagai presiden den ibu negara.
"Metamorfosis selalu kami jalani bersama dengan interaksi yang tidak pernah putus untuk saling menguatkan mental."
Dalam buku itu, SBY memuji istrinya sebagai perempuan tangguh. Dia mengenang masa-masa awal pernikahan di mana kehidupan ekonomi mereka serba pas-pasan, apalagi istri tentara harus ditinggal suami yang sewaktu-waktu bertugas di berbagai daerah.
"Bisa saya katakan bahwa bagi saya, Ani telah lulus dengan nilai sangat baik sebagai seorang istri dan ibu," tulis SBY.
Di mata SBY, Ani bukan cuma istri sempurna yang bisa menjadi cahaya keluarga, ia juga berhasil mendidik dua anaknya menjadi pria-pria berkarakter baik.
SBY menilai kekuatan karakter Sarwo Edhie Wibowo, pemimpin dan gurunya di AKABRI Magelang yang juga ayah Ani, mengalir pada putrinya.
Sosok pria yang jadi mertuanya itu dianggap SBY sebagai tokoh lurus dan punya prinsip serta pendirian. Berani menegakkan kebenaran di tengah risiko besar, meski orang sekitar tidak mendukung cara pandangnya.
"Ani sangat mewarisi karakter ayahnya, termasuk memiliki prinsip untu bekerja semaksimal mungkin. Sikap ini membuat saya nyaman, karena pada dasarnya saya pun sama."
Hadirnya Ani dalam kehidupan SBY adalah sebuah anugerah yang selalu ia syukuri.
"Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sekali lagi, karena saya dikaruniai seorang istri yang memberikan cahaya tanpa henti dalam hidup saya, seorang Ani Bambang Yudhoyono."
Ani Yudhoyono di mata suami, cahaya hidup sang perempuan tangguh
Minggu, 2 Juni 2019 11:54 WIB