Kualasimpang, Aceh (ANTARA) - Dinas Pangan, Kelautan, dan Perikanan (DPKP) Aceh Tamiang kini tengah melakukan rehabilitasi terhadap 11 tambak di daerah pesisir guna membantu prasarana kelompok perikanan di wilayah yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara.
"Rehabilitasinya sedang berjalan. Ada yang sedang mau proses berjalan, ada yang sudah selesai. Total 11 tambak milik masyarakat setempat," kata Kepala DPKP Aceh Tamiang Safuan melalui Pelaksana tugas Kabid Budi Ddaya Perikanan, Leni Marliani di Kualasimpang, Kamis.
Ia mengaku, program tersebut sejalan dengan pembangunan sektor perikanan budi daya yang sedang digalakkan, terutama mengarah ke wilayah pesisir di empat kecamatan, yakni Manyak Payed, Banda Mulia, Seruway, dan Bendahara.
Dewasa ini, katanya, masyarakat setempat tergabung dalam kelompok perikanan mengeluhkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk merevitalisasi, sehingga mereka membiarkan tambak-tambak itu dengan kondisi mayoritas terbengkalai.
"Ini tambak udang, dan ikan biasanya. Tahun ini, kita targetkan proses pengerjaan selesai dilakukan," kata Leni Marliani.
Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dewasa ini terus mendorong keberlanjutan komitmen budidaya ikan untuk meningkatkan produksi ikan nasional.
Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Slamet Soebjakto menyatakan, komitmen keberlanjutan budi daya tidak hanya ditujukan oleh pembudi daya lokal, tetapi juga asing atau investor.
"KKP berharap komitmen tersebut juga dapat dilakukan oleh seluruh perusahaan swasta maupun masyarakat yang melakukan usaha budidaya ikan," katanya.
Ia menjelaskan, dengan dilakukannya pembudidayaan ikan, maka akan tercipta manfaat yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
"Dengan begitu, manfaat sebesar-besarnya dan berkesinambungan bagi ekonomi masyarakat benar-benar dapat dirasakan," katanya.