Calang, Aceh (ANTARA) - Ia terlihat lihai dalam memainkan penggorengan, sesekali mengaduk kekanan dan kekiri agar kerupuk dikuali berukuran sedang dengan minyak setengah panas tidak hangus.
Sebelum memindahkan ke kuali besar tempat penggorengan dengan minyak yang sangat panas terlebih dahulu diaduk dalam minyak goreng setengah panas, yang katanya berfungsi untuk membuat kerupuk lebih cepat mengembang.
Tidak butuh waktu lama, setelah 2 sampai 3 detik saja masuk dalam kuali berisikan minyak panas, kerupuk langsung mengembang dan dipindahkan ke tempat yang sudah di sediakan. Begitulah keseharian Muhammad Khalil (28) saat menyajikan kerupuk tepung untuk dijual keseluruh Aceh Jaya.
Muhammad Khalil warga Desa Mon Mata Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya bisa dikatakan bukan sebagai pemula dalam melakoni sebagai pengusaha kerupuk, ia telah menekuni usaha miliknya sendiri sejak tahun 2015, usahanya sudah berjalan lebih dari lima tahun.
Keterampilan Muhammad Khalil dalam mengolah adonan menjadi kerupuk yang renyah diperolehnya saat bekerja di tempat orang lain, mulai dari tamat SMA, Muhammad Khalil sudah membantu orang lain dalam mengolah kerupuk, bahkan ia juga pernah bekerja di salah satu tempat kerupuk di Nagan Raya.
Keterampilan tersebut terus dilakoni oleh Muhammad Khalil, hingga kini ia sudah mulai mengembangkan usahanya sendiri bersama sang istrinya Eva. Mulai dari mengaduk adonan, mencetaknya dengan menggunakan oven berukuran besar dan menjemurnya.
Muhammad Khalil menceritakan bahwa dalam proses pembuatan kerupuk tersebut sangat diperlukan keterampilan. Karena mulai dari mengaduk adonan yang tidak boleh sembarangan hingga proses penjemuran yang membutuhkan sinar matahari.
“Kalau musim hujan sedikit terganggu dalam proses pembuatan kerupuk, karena kita masih memakai sinar matahari dalam proses pengeringan kerupuk,” kata Muhammad Khalil saat dijumpai di rumahnya di Desa Mon Mata Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya, Minggu (12/4).
Ia menuturkan proses pembuatan kerupuk tersebut dilakukannya selama empat hari sekali, karena setelah diproduksi dan dimasukkan ke dalam plastik ia langsung membawanya untuk dijual ke setiap pedagang dan rumahan di wilayah Aceh Jaya.
“Kami produksi empat kali sehari, karena setelah kami goreng langsung kami jual dengan saya bawa keliling antar kecamatan,” kata Muhammad Khalil.
Khalil menyampaikan bahwa ia memproduksi sebanyak 2 sak setengah tepung untuk mendapatkan 400 pack kerupuk yang dijual dengan harga Rp10.000 per packnya kepada pedagang.
Muhammad Khalil menyampaikan dirinya mendapat keuntungan lebih di tengah wabah COVID-19 ini, dikarenakan dagangannya lebih banyak laku dibandingkan dari hari biasanya.
“Alhamdulillah selama COVID-19 ini lebih banyak lakunya, mungkin karena orang banyak di rumah saja, dan bahkan para pembeli pun lebih banyak orang rumahan ketimbang warung-warung,” kata Khalil.
Ia menuturkan sebelum wabah COVID-19 dirinya mendapatkan keuntungan sekitar Rp800 ribu namun saat wabah corona ia mampu meraup untuk Rp 1 juta lebih dari berdangan kerupuk.
“Produksipun kami meningkat kalau biasa dua karung tepung sekarang dua karung setengah,” kata Khalil.
Khalil mengaku belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah daerah dalam usaha rumahan yang ditekuninya, namun harapan besar terlihat dari cara ia berbicara.
“Kalau bantuan belum pernah ada, namun yang paling dibutuhkan saat ini adalah bahan baku seperti tepung untuk mengolah adonan dan alat penggiling tepung itu sangat membantu dalam produksi kerupuk,” kata Muhammad Khalil.
Kini usaha rumahan Muhammad Khalil tidak hanya dikerjakan berdua dengan istrinya, bahkan ia sering mengajak para ibu-ibu bahkan para pemuda di Desa Mon Mata untuk bekerja dengannya agar mendapatkan penghasilan sampingan.
“Kita ajak bekerja agar mereka juga punya penghasilan, inikan juga bisa membantu sesama apalagi di tengah keluhan ekonomi yang sangat sempit saaat ini,” kata Muhammad Khalil.
Pria kelahiran Pelimbang, Jenib 1993 terus berusaha untuk mengembangkan usaha rumahannya, karena baginya, sekecil apapun penghasilan dari usahanya sendiri ia selalu mensyukurinya.
“Yang penting kita usaha, reseki Allah yang atur, selama kita usaha Allah pasti akan memberikan rezeki untuk kita,” kata Muhammad Khalil.
