Jakarta (ANTARA) - Kegiatan belajar mengajar salah satu yang terdampak akibat pandemi COVID-19, aktivitas yang biasanya dilakukan secara tatap muka kini diselenggarakan secara daring.
Perubahan sistem ini membuat semua pihak yang terlibat harus beradaptasi, termasuk guru, murid serta orangtua murid yang mendampingi buah hatinya belajar dari rumah.
Pendiri Kampus Guru Cikal Najeela Shihab menuturkan, penting untuk menciptakan rutinitas bagi anak meski sekolah pun dilakukan dari rumah.
"Anak-anak perlu punya struktur, kapan mengerjakan tugas sekolah, kapan main, kapan nonton TV," kata Najeela dalam konferensi pers daring Wardah Inspiring Teacher 2020, Rabu.
Menurut Najeela, belajar dari rumah tidak serta merta seperti memindahkan sekolah ke rumah. Contohnya, durasi belajar anak. Jika di sekolah anak diberi waktu lima jam untuk belajar, bukan berarti mereka juga wajib menghabiskan waktu yang sama saat belajar di rumah.
"Perlu ada fleksibilitas," kata Najeela.
Sebab, ada kendala yang bisa dihadapi terkait belajar jarak jauh, misalnya jaringan internet hingga gawai yang dimiliki. Ada kalanya anak harus memakai gawai secara bergantian dengan saudaranya yang juga bersekolah dari rumah.
Belajar dari rumah adalah kesempatan bagi anak untuk menumbuhkan kemandirian buah hati dalam mengerjakan tugas-tugas.
Biarkan anak mengerjakan tugasnya, bila ada kesulitan, bantu mereka untuk berkomunikasi dengan gurunya. Belajar dari rumah di tengah pandemi adalah kesempatan bagi orangtua untuk menumbuhkan kompetensi anak agar bisa belajar dari mana saja, imbuh dia.
Proses belajar jarak jauh ini juga memberikan tantangan bagi guru dalam beradaptasi dalam waktu singkat.
Wardah menyelenggarakan program Wardah Inspiring Teacher (WIT), apresiasi untuk guru dalam bentuk pelatihan meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam proses belajar dan mengajar di sekolah.
WIT 2020 dilakukan secara daring untuk membantu para guru agar bisa beradaptasi menjalankan proses pembelajaran jarak jauh dengan cara kreatif serta inovatif.
Sebanyak 1.800 guru terpilih mengikuti pelatihan yang berkolaborasi dengan beberapa narasumber, termasuk Kampus Guru Cikal. Pelatihan berlangsung sejak 18 Juni 2020 dan berlangsung hingga akhir tahun.
"Harapannya lewat program ini kita mendapat guru yang bisa menginspirasi karena ekosistem pendidikan Indonesia butuh banyak inspirasi," kata Najeela.
Sementara Salman Subakat, Chief Executive Officer PT Paragon Technology and Innovation menuturkan alasan dibuatnya program yang fokus untuk melatih guru.
"Penting banget kalau kita ingin lihat Indonesia lebih baik, kita harus fokus sekali di guru. Karena dampaknya baru akan terasa berapa puluh tahun setelahnya," kata dia.