Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut, peristiwa banjir sedalam setengah meter akibat meluapnya sungai setempat, dan terjadi tanah longsor akibat cuaca ekstrem menerjang sembilan desa di lima kecamatan, Aceh Barat Daya, Rabu.
"Siang tadi sekitar pukul 13.10 WIB, terjadi banjir merendam delapan desa, dan longsor satu titik menimbun badan jalan lintas nasional satu desa di Abdya (Aceh Barat Daya)," ucap Kepala Pelaksana BPBA, Sunawardi di Banda Aceh.
Ia menerangkan, bencana banjir merendam rumah penduduk dengan kedalaman berkisar 30 hingga 50 centimeter melanda delapan desa, yakni Mata Le dan Alue Mangota di Kecamatan Blangpidie.
Kemudian tiga desa di Kecamatan Tangan-tangan, yakni Gunung Cut, Padang Kawa, dan Blang Padang. Lalu dua desa di Kecamatan Manggeng, yaitu Tokoh I, dan Padang, serta Desa Tokoh II di Kecamatan Lembah Sabil.
"Akibat longsoran pada badan jalan nasional di Desa Gunung Samarinda, Kecamatan Babahrot, sempat tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor," tuturnya.
Ia menyebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat Daya telah menurunkan tim reaksi cepat untuk meninjau langsung kondisi banjir yang terjadi.
Selain itu, tim ini juga langsung menurunkan alat berat untuk membersihkan berbagai material tanah longsor yang menimpa jalan nasional di Desa Gunung Samarinda.
"Untuk korban terdampak, pengungsi, dan korban jiwa masih dalam pendataan tim BPBD Abdya. Hingga kini banjir masih menggenangi rumah warga di beberapa kecamatan," jelas Sunawardi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh terus mengeluarkan peringatan dini cuaca di Provinsi Aceh yang berlaku hari ini hingga pukul 23.30 WIB.
"Masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, dan sekitarnya," ungkap prakirawan.
"Kondisi ini dapat meluas ke Aceh Tengah, Bireuen, Bener Meriah, dan sekitarnya yang diperkirakan masih berlangsung hingga pukul 23.30 WIB," kata prakirawan BMKG Aceh.