Sinabang, 17/11 (Antaraaceh) - Anggota DPRK Simeulue, Aceh, Darmili meminta kepada semua pihak agar tidak lagi memojokkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti soal kepemilikan Pulau Sevelak, karena tidak ada untungnya bagi masyarakat, khususnya nelayan di kepulauan itu.
"Memang Ibu Susi pernah ke Pulau Sevelak, tapi setahu saya tidak ada niat Ibu Susi sedikitpun untuk memiliki pulau tersebut," kata mantan Bupati Simelue dua periode itu ketika meninjau pulau tersebut bersama wartawan, Senin.
Darmili yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Simeulue itu menilai, Susi Pudjiastuti telah banyak berjasa kepada rakyat Aceh, khususnya di Kabupaten Simeulue yang antara lain memberi semangat para nelayan untuk mau melaut kembali passatsunami 26 Desember 2004.
Ia mengatakan, bisnis jual beli lobster yang dikembangkan Susi di Simelue memberi keuntungan bagi nelayan, minimal motivasi untuk mencari lobster sangat tinggi.
"Kalau sampai Ibu Susi menghentikan bisnisnya di Simeulue, maka yang rugi nalayan di daerah ini juga," katanya.
Demikian halnya dengan penerbangan, kata Darmili, saat ini hanya tinggal satu satunya armada udara yang menerbangi Simeulue dengan Medan, Sumatera Utara dan Banda Aceh, hanya pesawat Susi Air, lainnya sudah pada hengkang.
"Jadi, yang jelas keberadaan Ibu Susi di Simeulue yang diuntungkan adalah masyarakat, khususnya nelayan," ujar Darmili.
Lebih lanjut Darmili menceritakan asal muasal Susi menempati Pulau Sevelak pada awal Tahun 2005 dengan tujuan sangat mulia.
Ia menyatakan, waktu itu umumnya masyarakat Simeulue yang tinggal di pesisir pantai mengalami trauma berat pascatsunami dan mayoritas enggan turun dari pengungsian yang berada di ketinggian.
"Maka, Bu Susi berinisiatif, cara konkrit untuk mengajak masyarakat agar tidak takut kembali ke laut dengan dia langsung membuka bisnis di pinggir laut dan tinggal di pulau kecil yang konon berada di tengah laut. Setelah itu keberanian masyarakat mulai muncul kembali," terang Darmili.
Kemudian dalam proses pemanfaatan pulau itu, Darmili mengalibikan bahwa tergambar jelas Susi Pudjiastuti sejak awal tidak ada niat sedikitpun untuk menjadikan pulau tersebut sebagai hak miliknya.
Buktinya, sambung Darmili, surat menyurat kepemilikan pulau itu tidak pernah diurusnya secara legal, sebagaimana lazimnya jual beli dengan segel, akta apalagi sertifikat.
"Melainkan hanya di atas secarik kwitansi, itu pun bukan atas nama Bu Susi. Tapi atas nama Neno Sugiarto yang kini sudah meninggal," terang dia.
Kemudian dari zaman dahulu kala, pulau yang memiliki luas sekitar 4 hektare itu sudah diusahakan masyarakat. Pemilik pertamanya Cut Mandar (sudah meninggal), kemudian dijual kepada Mahyudin (sudah meninggal).
Kemudian, anak almarhum Mahyudin, Jamalauddin (sudah meninggal), semasa hidup menawarkannya kepada Neno Sugiarto, sebut dia.
Sejumlah nelayan di Kecamatan Teupah Barat yang merupakan keberadaan Pulau Sevelak, mengaku selama ini sangat tertolong dengan adanya karyawan Susi yang tinggal di pulau itu. Istimewa saat mereka dilanda badai bisa berteduh dan makan di pulau itu.
Abdul Hamid (40), nelayan Desa Salur yang mengantar rombongan wartawan ke pulau itu bercerita bahwa dirinya pernah kerja dan mendiami Pulau Sevelak beberapa tahun.
Lalu setelah ada modal dia beli boat sendiri dan kelolah sendiri. "Tidak ada yang berubah struktur pulau itu sejak 9 tahun lalu," terangnya.
Sekertaris dan Bendahara YARA Ugek Farlian dan Zulfadli yang pernah berkunjung ke pulau itu 8 tahun lalu atau diawal awal tahun pertama didiami, mengatakan, tidak ada yang berubah secara mencolok, melainkan pulau itu semakin bersih, pohon-pohon semakin asri dan rindang.
Di pihak lain menurut beberapa orang tua dan warga yang berada di Dermaga Salur. Pulau itu selama dihuni tidak pernah terlihat dan terdengar dimanfaatkan untuk yang aneh-aneh juga tidak pernah tertutup untuk umum.
Dewan: Tidak Ada Untungnya Meributkan Pulau Sevelak
Senin, 17 November 2014 17:35 WIB
Pulau Sevelak.
