Aceh Timur (ANTARA) - Daun pegagan atau dalam bahasa Aceh disebut oen peugaga menjadi incaran masyarakat di Kabupaten Aceh Timur sebagai pelengkap bahan berbuka puasa selama Ramadhan 1442 Hijriah atau 2021 Masehi.
“Meski langka, tetapi daun pegagan ini tetap dicari warga untuk dibuat sambal dan dijadikan pelengkap bahan berbuka puasa,” kata Usman, pedagang oen peugaga di Pasar Tradisional Kota Idi, Rabu.
Usman mengaku sejak awal hingga menjelang pertengahan Ramadhan, oen peugaga tetap diminta masyarakat yang kabarnya sangat bagus dikonsumsi penderita penyakit maag.
"Oen peugaga dijual Rp2.500 per ikat. Setelah tiga hari harganya bertahan, kini harga oen peugaga meningkat menjadi Rp3.500 per ikat. Selain dijual ke warga, oen peugaga juga dijual ke pedagang untuk dibuat sambal dan dipasarkan kembali di Pasar Takjil," kata Usman.
Usman mengatakan banyaknya diincar pembeli karena daun pegagan tersebut juga menyimpan berbagai khasiat. Sepintas, daun pegagan ini sering digunakan sebagai bahan obat tradisional yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit ringan dan kronis.
“Dari berbagai sumber disebutkan, daun pegagan ini mampu menyembuhkan penyakit kulit, jerawatan, kesuburan, kecerdasan otak anak dan kecantikan,” kata Usman.
Asal usulnya, tanaman ini berasal dari Asia Tropik dan tersebar di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
Hampir di setiap daerah tanaman ini dikenal dengan sebutan lokal, seperti oen peugaga (Aceh), kerok batok, panegowang (Jawa), antanan gede (Sunda), tos tekosan (Madura), pegaga (Makasar), tungke (Bugis) dan koloti manora (Ternate).
Di antara manfaat antara untuk menyembuhkan penyakit tipes, obat maag dan kembung, sariawan, disentri, masalah usus, asma, demam, nafsu makan, sakit kepala dan menyembuhkan sakit ayan dan lainnya.